
MENTERI Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengungkap berbagai tantangan dalam penyelenggaraannya Indeks Kepuasan Jemaah Haji 2025 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) meraih 88,64.
Ia mengatakan, tantangan tersebut mulai dari perubahan regulasi Arab Saudi yang berulang kali hingga penerapan aturan teknis baru. Menurutnya, semua itu menuntut petugas haji Indonesia beradaptasi cepat di lapangan.
"Pernah satu hari itu tiga kali perubahan. Nah, kemampuan teman-teman Panitia (Petugas) Haji yang melakukan adaptasi dengan perubahan itu, ini yang kami apresiasi luar biasa," kata Menag, Kamis (11/9).
Perubahan aturan itu dicontohkan Menag terkait pelaksanaan Murur. Ia mengatakan, awalnya panitia sudah siap untuk pelaksanaan murur, namun terjadi perubahan aturan untuk tidak ada pelaksanaan murur.
Menghadapi hal tersebut, panitia harus melakukan penyesuaian data dalam waktu yang sangat singkat. Namun, dengan berbagai pertimbangan yang dilakukan pembuat regulasi, dengan menimbang kondisi jemaah Indonesia, aturan berubah lagi dan murur dapat dilaksanakan.
"Kemudian masa transisi tahun ini diwarnai banyak aturan baru. Dulu syarikah-nya hanya satu, sekarang ini menjadi delapan. Dulu pembatasan-pembatasannya tidak banyak ya, tapi sekarang ini banyak sekali pembatasan terutama menyangkut masalah rumah sakit, kemudian juga Nusuk. Arah lalu lintasnya pun banyak sekali berubah. Kemudian juga banyak sekali ketentuan-ketentuan yang lebih detail yang tidak pernah terjadi sebelumnya dan ini tiba-tiba ada," jelasnya.
Meski begitu, Menag menilai jajaran Kemenag berhasil melewati tantangan tersebut dengan baik. Ia juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh panitia dan semua pihak yang terlibat untuk membantu kelancaran pelaksanaan haji.
"Dalam keadaan seperti ini pun alhamdulillah teman-teman dari Kementerian Agama mampu melewatinya dengan baik," ujarnya.
"(Saya) Berterima kasih kepada seluruh panitia dan semua pihak yang terlibat untuk membantu kelancaran pelaksanaan haji tahun ini. Rekan-rekan kami dari Amirul Hajj sampai kepada lembaga-lembaga yang terkait, TNI Polri yang berjasa di dalam upaya menertibkan jamaah kami, membantu jamaah kami yang membutuhkan pertolongan. Tentu yang paling penting juga adalah Badan Pusat Statistik yang telah melakukan penilaian sedemikian rupa," sambungnya. (H-3)