MBG Buka Peluang Pesantren Termandirikan, Bisa Kantongi Rp100 Juta per Bulan

1 month ago 34
MBG Buka Peluang Pesantren Termandirikan, Bisa Kantongi Rp100 Juta per Bulan Direktur Pesantren Kementerian Agama (Kemenag) Basnang Said(MI/Abdillah M Marzuqi)

DIREKTUR Pesantren Kementerian Agama (Kemenag) Basnang Said mengungkapkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi peluang bagi pesantren untuk lebih mandiri dan berdaya. Hal itu akan berlaku ketika pondok pesantren memiliki satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG).

"MBG itu kita berharap bahwa pesantren itu bisa menjadi SPPG," ungkapnya di Jakarta (25/9).

Basnang pun memerinci keuntungan yang didapat pesantren jika mampu menjadi SPPG.

"Kita sudah mencoba menghitung-hitung, kalau sebuah pesantren itu menjadi SPPG, maka ada keuntungan kira-kira kurang lebih 100 jutaan per bulan di Pondok pesantren. Kenapa? Karena kan hitungannya 15 ribu per siswa, per santri, kali 24 kali makan tambah kemudian kali 3 ribu santri," tambahnya.

Kendati demikian, Basnang mengakui tidak mudah bagi pesantren untuk menjadi SPPG dengan segala persyaratan yang harus dipenuhi, dari lokasi hingga modal.

"Hanya memang untuk menjadi SPPG itu tidak gampang karena ada standar-standar yang harus dipenuhi. Hanya memang problemnya kalau pesantren menjadi SPPG kan harus punya modal. Sementara pesantren tidak banyak untuk itu (modal)," sambungnya.

Untuk itu, pihaknya mendorong agar pesantren bisa menjadi SPPG. "Nah makanya kita berharap bahwa andaikan kemudian negara bisa mengafirmasi pesantren memberikan modal agar menjadi SPPG. Itu menjadi sebuah unit usaha yang sangat bagus bagi pesantren".

Saat ini, sebanyak 40 pondok pesantren yang tersebar di sejumlah wilayah telah memiliki SPPG dalam mendukung program MBG. 

"Banyak di antara mereka masih memang dibiaya oleh pihak ketiga. tetapi sesungguhnya tempatnya di pondok pesantren," sebutnya.

Menurutnya, ada manfaat besar jika pesantren mempunyai SPPG yang dikelola sendiri.

"Jadi santrinya bergizi akan menghasilkan anak-anak yang berprestasi, pesantrennya termandirikan," pugkasnya.

Di sisi lain, menyongsong Hari Santri 2025, Kementerian Agama menegaskan kembali peran penting santri dan pesantren dalam menjaga moral bangsa sekaligus motor penggerak peradaban dunia.

Dirjen Pendidikan Islam Kemenag Suyitno mengatakan pesantren selalu mengajarkan moderasi dan toleransi. Jika ada oknum yang mengatasnamakan pesantren untuk kepentingan ekstrem, hal itu bukanlah cerminan nilai pesantren.

"Kitab kuning dan tradisi keilmuan pesantren justru melahirkan semangat inklusif dan pluralisme," kata dia. (Ant/M-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |