
DIREKTUR Jenderal Bimas Islam Kemenag Abu Rokhmad mengungkapkan Maulid Nabi merupakan momentum penting untuk memperkuat kecintaan kepada Nabi Muhammad Saw. sekaligus mengintegrasikan nilai-nilai ajarannya dengan isu kekinian, termasuk isu lingkungan. Untuk itu, pihaknya berkomitmen terus menghadirkan aksi nyata yang berdampak.
“Acara saat ini merupakan upaya dari Bimas Islam menerjemahkan gagasan Asta Protas Menteri Agama, yaitu ekoteologi,” ucapnya dalam kegiatan Bincang Syariah Goes to Campus bertajuk “Mawlid for Earth: Sharia and Eco Wisdom” di Masjid Agung Sultan Alauddin Kampus II Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar (22/9).
Menurutnya Islam mengajarkan keseimbangan antara kehidupan manusia dan lingkungan. Untuk itu, ia menyebut bahwa umat Islam memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga kelestarian bumi sebagai Amanah.
Acara ini menghadirkan pendakwah Husein Ja’far Al Hadar atau yang akrab disapa Habib Ja’far dan mengulas isu lingkungan dari perspektif Islam. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian Bissful Mawlid 1447 Hijriah yang digelar Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Ditjen Bimas Islam) Kementerian Agama (Kemenag) yang telah bergulir sejak 24 Agustus 2025 dan akan berakhir pada 2 Oktober 2025.
Abu menjelaskan, Ditjen Bimas Islam secara rutin mentradisikan berbagai kegiatan untuk menyemarakkan hari besar Islam. “Kami ingin menunjukkan kecintaan kepada Rasulullah saw. dengan cara yang relevan dan berdampak bagi masyarakat,” ujarnya.
Eco Wishdom
Rektor UIN Alauddin Makassar, Hamdan Juhannis, menambahkan, Bincang Syariah Goes To Campus ini merupakan yang pertama kali dalam sejarah dihelat di UIN Alauddin Makassar dengan iikuti lebih dari 5.000 peserta dan ada pula rombongan dari Muslim Australia.
Menurutnya, angka tersebut menunjukkan antusiasme yang tinggi dari peserta terhadap tema yang diangkat, yakni eco-wisdom atau kebijaksanaan ekologis. Tema eco-wisdom berarti bijak terhadap kehidupan alam. “Ternyata banyak orang sulit membedakan antara ketercerahan dan kebijaksanaan. Ketercerahan adalah memahami diri kita, untuk apa saya hadir dalam kehidupan, tetapi di atas ketercerahan adalah kebijaksanaan, yaitu memahami kehidupan dari luar diri kita, yaitu lingkungan atau alam,” jelasnya.
Ia menekankan, kebijaksanaan ekologis penting diterapkan untuk mengatasi berbagai krisis lingkungan yang kini mengancam kehidupan manusia. Karenanya, Hamdan berharap agar maulid kali ini dapat menjadi momentum untuk menduplikasi kebijaksanaan hidup Nabi Muhammad saw.
“Kita butuh meniru kebijaksanaan hidup Rasulullah saw. yang peduli pada lingkungan sekitarnya,” tandasnya. (M-3)