
AKSI demonstrasi yang berlangsung di sejumlah daerah sejak Jumat hingga Minggu (31/8) dini hari menimbulkan keprihatinan dari berbagai kalangan masyarakat. Mereka berharap penyampaian aspirasi tidak berujung pada kericuhan maupun tindakan anarkis.
Salah satu organisasi kepemudaan, Sapma Pemuda Pancasila, menegaskan pentingnya menjaga ketertiban dalam setiap aksi massa. Menurut mereka, demonstrasi adalah bagian dari ruang demokrasi, namun tetap harus dilakukan secara damai tanpa provokasi ataupun perusakan fasilitas umum.
Ketua Umum Sapma Pemuda Pancasila, Aulia Arief, dalam keterangannya menolak segala bentuk anarkisme. Ia menekankan bahwa demonstrasi adalah hak konstitusional rakyat yang seharusnya dijalankan dengan penuh tanggung jawab. “Demonstrasi adalah ruang penyampaian aspirasi rakyat, bukan ajang untuk tindakan kekerasan dan perusakan,” ujarnya.
Aulia menambahkan, kebebasan berpendapat sebaiknya dimaknai sebagai sarana dialog yang konstruktif, bukan arena benturan. Ia menegaskan bahwa tindakan anarkis hanya akan merugikan masyarakat luas, menghambat proses demokrasi, serta mengganggu stabilitas bangsa.
Lebih lanjut, ia mengajak masyarakat, khususnya generasi muda, untuk menjaga kerukunan dan mengedepankan perdamaian. “Mari kita gunakan ruang demokrasi dengan bijak, melalui dialog dan aksi damai yang membangun. Persatuan dan kedamaian adalah fondasi utama untuk Indonesia yang kuat dan berkeadilan,” katanya.
Di akhir pernyataannya, Aulia mengimbau agar seluruh pihak menahan diri dari provokasi. Ia mengajak generasi muda menjadi pelopor perdamaian serta menjaga nama baik bangsa. “Hindari kekerasan yang dapat memperkeruh suasana. Bersama, kita wujudkan Indonesia yang harmonis dan maju,” pungkasnya. (E-4)