Masuk Ageing Population, Perawatan terhadap Lansia Perlu Intervensi Lebih Lanjut

2 hours ago 3
Masuk Ageing Population, Perawatan terhadap Lansia Perlu Intervensi Lebih Lanjut Ilustrasi(freepik.com)

JUMLAH lansia di Indonesia meningkat pesat. Data statistik penduduk lanjut usia (Badan Pusat Statistik, 2021) menunjukkan satu dari tujuh orang di Jawa kini berusia di atas 60 tahun. 

Prof Yvone Suzy Handajani, dari Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (Jakarta), mengatakan, saat ini Indonesia sudah pada tahap Ageing Population, lebih dari 10% penduduk Indonesia adalah lansia. Bahkan, di Yogyakarta serta banvak deerah lain di Jawa tervapat 1 dari 7 orang berusia di atas 60 tahun (14%). 

Oleh sebab itu, perhatian terhadap lansia membutuhkan intervensi lebih lanjut, salah satunya melalui Kunjungan Rumah bagi Lansia. Ia menyebut, salah satu manfaat dari kunjungan rumah ini adalah mendeteksi penyakit yang diderita Lansia. 

"Sebanyak 80 persen lansia yang dikunjungi mengalami hipertensi. Kalau tidak ada kunjungan rumah, mereka tidak terdeteksi (penyakit hipertensinya)" kata dia dalam Pertemuan Pemangku Kepentingan Kunjungan Rumah bagi Lansia di Gedung Wisanggeni Komplek Kepatihan Yogyakarta, Jumat (19/9).

Ia pun menyebut beberapa masalah kesehatan yang sering dialami Lansia, yaitu penyakit kronis, penyakit neurologis & kesehatan mental, serta penyakit multimorbiditas

Penyakit kronis yang banyak dialami Lansia meliputi penyakit diabetes, hipertensi, hiperkolesterolemia, penyakit jantung, masalah peredaran darah, penyakit serebrovaskular (seperu stroke), penyakit muskuleskeletal, dan penyakit paru krenis (PPOK). 

Masalah Neurologis & Kesehatan Mental yang sering dialami Lansia meliputi Oemenua, gangguan kognitif, dan depresi. "Multimorbiditas yang sering dialami lansia HB atau BR seringkal menderita beberapa kondisi penyakit yang melemahkan secara bersamaan," ungkap dia.

Para lansia itu tidak hanya mereka yang masih potensial, mandiri, masih mampu bekerja, maupun membantu keluarganya, tetapi ada pula Lansia dengan ketergantungan, termasuk house bound (HB) & bedridden (BR).

Direktur Indonesia Ramah Lansia (IRL), Dwi Endah Kurniasih menyampaikan, sebagian lansia bahkan tidak bisa meninggalkan rumah (house-bound), dan beberapa sepenuhnya bergantung pada orang lain untuk perawatan (care-dependent atau frail). 

"Untuk mengatasi hal ini, 14 pelaku program di Jakarta dan Yogyakarta melaksanakan Impact Project: Kunjungan Rumah bagi Lansia pada bulan Juni hingga September 2025," kata dia. Program ini merupakan kolaborasi University of Southampton (Inggris), Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (Jakarta), dan Indonesia Ramah Lansia (IRL).

Kunjungan rumah bagi lansia dilakukan oleh relawan terlatih sehingga dapat memperluas jangkauan dari layanan kesehatan primer untuk meraih lansia yang tidak dapat keluar rumah. Dengan pendekatan partisipatif, program ini membangun jembatan antara layanan kesehatan formal dan kebutuhan lansia di tingkat komunitas dampingan.

"Kunjungan rumah sebagai layanan standar bagi lansia guna meningkatkan kualitas perawatan dan kesejahteraan mereka,” terang dia.

Melalui kegiatan kunjungan rumah bagi lansia, keluarga pengasuh lansia juga menerima saran tentang kualitas perawatan yang baik dan mendapatkan dukungan moral. Kunjungan Rumah bagi Lansia menegaskan bahwa kunjungan rumah bukan sekadar layanan tambahan, tetapi kebutuhan nyata bagi lansia yang sudah tak dapat lagi keluar rumah.

Dukungan dari relawan dan komunitas membuktikan bahwa pelayanan sederhana namun konsisten mampu meningkatkan kualitas hidup lansia sekaligus meringankan beban keluarga.

Elisabeth Schoder Butterfill, dari University of Southampton, menyebut, Kunjungan Rumah bagi Lansia membantu para lansia sesuai dengan nilai-nilai yang ada di Indonesia. "Kunjungan rumah bagi lansia menekankan pendekatan kolaboratif sesuai dengan nilai gorong royong," papar dia.

Ia pun menyampaikan beberapa hal positif dari kunjungan rumah bagi lansia. Program ini mendukung perawatan di Masyarakat, mempromosikan pendekatan kolaboratif dalam perawatan lansia. Ditambah lagi, kunjungan rumah dibangun di atas struktur yang mapan dalam masyarakat indonesia serta menekankan tidak hanya kesehatan fisik, tetapi juga spiritual dan emasional. 

"Kunjungan rumah juga memperkuat solidaritas lintas generasi," terang dia. 

Ketua Komda Lansia DIY, Sulistyo menyampaikan, Kunjungan Rumah bagi Lansia merupakan langkah yang sangat penting. Menurut dia, dengan itu, lansia merasa lebih diperhatikan, tidak dilupakan. (H-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |