Marak Prostitusi di IKN: Banyak Tamu dan tidak Pelit

3 hours ago 1
 Banyak Tamu dan tidak Pelit Ilustrasi: Suasana di IKN(ANTARA FOTO/Fauzan)

SATUAN Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Penajam Paser Utara intensif memantau aktivitas prostitusi daring di sekitar wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur. Petugas menerima laporan dari masyarakat dan pemerintah desa mengenai maraknya praktik prostitusi di sekitar wilayah IKN.

"Kami sudah lakukan pantauan sejak tiga bulan lalu terkait laporan adanya praktik prostitusi di sekitar wilayah IKN," kata Kepala Satpol PP Kabupaten Penajam Paser Utara Bagenda Ali dikutip Antara, Minggu (25/5).

Modus Cari Pelanggan

Menurut Bagenda, para pelaku prostitusi online biasanya menginap selama beberapa hari di hotel atau penginapan sekitar IKN. Mereka kemudian menggunakan aplikasi digital untuk menawarkan jasa kepada pelanggan.

"Modus itu kami ketahui dari investigasi dan pengakuan pelaku yang berhasil ditangkap, setelah ditangkap dan mintai keterangan pelaku prostitusi dipulangkan ke daerah asal," ujarnya.

Meski IKN telah memiliki otorita tersendiri, penegakan peraturan daerah (perda) di wilayah ini masih menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, termasuk dalam 
hal pengawasan praktik prostitusi.

Namun, Bagenda mengakui bahwa meski penertiban telah dilakukan, para pelaku kerap kembali dengan modus serupa, menyewa kamar hotel dan mencari pelanggan melalui aplikasi.

Banyak Tamu

Dikutip Antara,  pelaku prostitusi umumnya berasal dari luar daerah, seperti Jawa, Makassar, Balikpapan, dan wilayah lain. Mereka menawarkan jasa melalui media sosial dan aplikasi pesan singkat, lengkap dengan foto dan tarif.

"Kami datang karena kata teman di sini tamu banyak dan tidak pelit tidak pernah tawar menawar, serta banyak pendatang dan ternyata benar," kata salah satu pelaku prostitusi.

Tarif layanan bervariasi, berkisar antara Rp400 ribu hingga Rp600 ribu, tergantung situasi dan pelanggan. Beberapa pelaku bekerja secara mandiri, namun sebagian lainnya menggunakan jasa perantara yang mengatur tempat tinggal dan mencarikan pelanggan.

"Ada yang sendiri dan ada yang gunakan perantara, kalau kami gunakan perantara yang atur tempat tinggal dan carikan pelanggan tidak repot jadinya," ungkap pelaku prostitusi 

Praktik ini menimbulkan keresahan masyarakat setempat. Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi kuat antarinstansi dalam upaya penertiban, karena masalah ini berpotensi menimbulkan dampak sosial yang lebih besar.

Kepolisian Daerah Kalimantan Timur dikabarkan mulai melakukan penyelidikan berdasarkan informasi yang beredar di media sosial sebagai langkah antisipasi. (Ant/P-4)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |