Malas Sikat Gigi Picu Kanker Rongga Mulut, Kepala, dan Leher Mitos atau Fakta?

1 month ago 32
Malas Sikat Gigi Picu Kanker Rongga Mulut, Kepala, dan Leher Mitos atau Fakta? Ilustrasi.(freepik)

PENELITIAN terbaru menunjukkan bahwa generasi X dan milenial Amerika memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan berbagai jenis kanker dibandingkan generasi yang lebih tua, tetapi apakah kunci pencegahan terletak pada rutinitas pagi kita? Sebuah studi baru menunjukkan bahwa melakukan kebersihan oral harian minimal, yaitu menyikat gigi dan membersihkan gigi secara teratur, dapat secara drastis mengurangi risiko mengembangkan kanker kepala dan leher.  Demikian dilansir dari New York Post, Jumat (26/9).

Kanker kepala dan leher (HNC), yang meliputi kanker rongga mulut dan hidung, faring, laring, kelenjar ludah, dan tiroid, menyumbang hampir 3% dari diagnosis kanker dan lebih dari 1,5% dari kematian akibat kanker di AS.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa bakteri yang terkait dengan penyakit gusi dapat meningkatkan risiko diabetes dan penyakit jantung. Penyakit gusi, yang juga disebut periodontitis, berkembang ketika plak — zat lengket yang mengandung bakteri — menumpuk pada gigi.

Dr. Todd Ross, seorang dokter gigi dan dosen klinis tambahan di Fakultas Kedokteran Gigi NYU, sebelumnya mengatakan kepada The Post, “Mulut memberikan informasi berharga tentang kesehatan seseorang.”

Para peneliti kini telah mengidentifikasi lebih dari selusin spesies bakteri yang mereka yakini dapat meningkatkan risiko kanker kepala dan leher (HNC) paling umum, yaitu karsinoma sel skuamosa, hingga 50%.

Penulis utama studi, Soyoung Kwak, seorang peneliti pasca-doktoral di bidang kesehatan populasi di NYU, menambahkan: “Temuan kami memberikan wawasan baru tentang hubungan antara mikrobioma mulut dan kanker kepala dan leher.”

Kwak dan timnya menganalisis pola makan, gaya hidup, dan riwayat medis sekitar 160.000 warga Amerika.  Sampel air liur yang disediakan oleh peserta diuji untuk mikroba dan disimpan. Dalam rentang 15 tahun, 236 dari peserta tersebut didiagnosis menderita kanker sel skuamosa kepala dan leher. Para peneliti membandingkan mikroba mulut dari peserta yang didiagnosis dengan 458 peserta yang tetap bebas kanker. Tim menemukan bahwa 13 spesies dari ratusan bakteri yang secara rutin ditemukan di mulut meningkatkan risiko kanker. 

Kelompok ini terkait dengan kemungkinan 30% lebih tinggi untuk mengembangkan kanker sel skuamosa kepala dan leher. Bersama dengan lima spesies lain yang sering ditemukan pada penyakit gusi, risiko keseluruhan meningkat sebesar 50%. 

Para peneliti mencatat bahwa temuan mereka menunjukkan korelasi, bukan hubungan langsung antara bakteri dan kanker. Kanker mulut umumnya didiagnosis pada orang dewasa lanjut usia, namun kini juga semakin sering ditemukan pada generasi muda. 

Para ahli percaya bahwa virus papilloma manusia (HPV), yang menular melalui hubungan seksual dan kontak kulit, mungkin menjadi penyebab peningkatan kasus ini. Salah satu jenis kanker yang disebabkan oleh HPV adalah Kanker Sel Skuamosa Orofaring (OP-SCC), yaitu kanker mulut yang menyerang orofaring (bagian tenggorokan) dan amandel.

Peneliti percaya bahwa HPV yang menyerang area ini biasanya menular melalui praktik seks oral, tetapi juga dapat ditularkan melalui ciuman dan berbagi makanan. Di antara semua jenis HPV, tipe 16 dianggap sebagai yang paling berisiko tinggi, berkontribusi pada rata-rata 90% kasus kanker OP-SCC, yang memengaruhi baik pria maupun wanita. (H-4)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |