
KEMENTERIAN Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) mendukung upaya Majelis Guru Besar Kedokteran Indonesia (MGBKI) dalam memperbaiki tata kelola dan sistem perguruan tinggi di bidang pendidikan kedokteran.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto saat menerima sejumlah perwakilan MGBKI di kantor Kemdiktisaintek, Senin (15/9).
"Kami berterima kasih kepada seluruh guru besar dan masyarakat profesi kedokteran atas dukungannya untuk menjadi garda terdepan dalam menjamin kualitas pendidikan kedokteran. Jangan sampai upaya percepatan ini menurunkan kualitas tenaga medis," kata Menteri Brian dalam keterangannya, dikutip Selasa (16/9).
Dalam kesempatan ini, Kemdiktisaintek dan MGBKI membahas tentang ketimpangan distribusi tenaga medis dan tenaga kesehatan, serta akses fasilitas kesehatan di Indonesia, terutama di wilayah Indonesia bagian Timur.
"Jika ingin melakukan pemerataan distribusi serta dinamika sistem yang berjalan optimal, hal ini menyangkut dikembangkannya berbagai infrastruktur dan kerja sama lintas disiplin," jelas Ketua MGBKI, Budi Iman Santoso.
MGBKI mengusulkan konsep Academic Health System (AHS) atau sistem kesehatan akademik yang mengintegrasikan pendidikan, pelayanan, dan penelitian di bidang kesehatan.
Berdasarkan analisis pihak MGBKI, diimplementasikannya AHS dapat memicu pemerataan akses kesehatan, menjaga mutu pendidikan sesuai standar nasional, hingga sistem pelayanan kesehatan yang diakui sebagai model regional.
Selain itu, disoroti juga kebutuhan konsistensi regulasi, pembukaan program studi kedokteran dan dokter spesialis baru, serta pembiayaan untuk meningkatkan jumlah dokter.
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Fauzan juga menyatakan bahwa Kemdiktisaintek akan terus berdialog dengan berbagai pihak di bidang pendidikan kedokteran, terutama melalui Komite Bersama Kemdiktisaintek dan Kemenkes untuk mewujudkan perbaikan sistem pendidikan dan pelayanan kesehatan secara sinergis.
"Pihak Kemdiktisaintek memiliki visi dan semangat yang sama, yakni untuk seluruh pihak dapat berjalan beriringan untuk dapat mewujudkan solusi bagi isu-isu kesehatan bangsa," ujar Wamen Fauzan.
Sementara, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kemdiktisaintek, Khairul Munadi menyatakan Kemdiktisaintek telah mengambil langkah-langkah strategis untuk dapat berkontribusi menyelesaikan berbagai tantangan di bidang pendidikan kedokteran.
Dirjen Khairul juga menyepakati solusi AHS sebagai penguatan nilai gotong-royong berbagai pihak untuk mewujudkan pemerataan akses dan distribusi tenaga kesehatan ke seluruh Indonesia. (H-3)