
MAHKAMAH Partai Gerindra akan memproses pengunduran diri Rahayu Saraswati Djojohadikusumo sebagai anggota DPR RI.. Saraswati mundur karena pernyataannya yang menuai sorotan di publik.
"Tadi fraksi sudah menyatakan bahwa pengunduran diri tersebut akan diproses lewat mahkamah partai," kata Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad melalui keterangan audio, Rabu (10/9).
Dasco enggan berbicara lebih jauh. Dia mengaku akan mempelajarinya terlebih dahulu. "Selebihnya saya belum bisa komentar karena saya masih harus mempelajarinya," ucap Dasco.
Saraswati yang juga Wakil Ketua Umum Partai Gerindra resmi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai anggota DPR, di mana ia tercatat menduduki posisi Wakil Ketua Komisi VII DPR.
"Saya menyatakan pengunduran diri saya sebagai anggota DPR RI kepada fraksi Partai Gerindra," kata Saraswati melalui unggahannya di akun Instagram @rahayusaraswati, Rabu (10/9).
Saraswati mundur karena terkait pernyataannya di podcast On The Record di kanal YouTube Antara TV yang menuai sorotan publik. Episode berdurasi 42 menit yang tayang pada 28 Februari 2025 itu memuat pandangan Saras soal isu perempuan hingga kolaborasi ekonomi kreatif. Namun, potongan pernyataannya dianggap menyinggung dan menyakiti masyarakat.
"Pernyataan saya diambil dari menit ke-25 37 detik sampai menit ke-27 40 detik. Cukup panjang sebenarnya. Dua menit lebih yang dijadikan beberapa kalimat oleh pihak-pihak yang ingin menyulutkan api amarah masyarakat," ujar Saraswati.
Saraswati mengaku tidak ada maksud untuk meremehkan bahkan merendahkan upaya dan usaha yang dilakukan oleh masyarakat. Terutama anak-anak muda yang ingin berusaha tetapi menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan.
"Saya paham betul bahwa memulai usaha tidaklah mudah. Namun, saya menyadari bahwa saya memiliki privilege yang sangat besar dan keluarga termasuk suami yang mendukung saya berusaha," ujar Saraswati.
Saraswati juga menyampaikan permohonan maaf. Karena pernyataannya menyulut amarah publik.
"Oleh sebab itu, melalui pesan ini, saya ucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas ucapan dan kesalahan saya," ucap Sarah.
Pernyataan Saras itu terkait bahwa tuntutan masyarakat agar pemerintah menyediakan lapangan kerja adalah cerminan dari 'mental kolonial'. Keponakan dari Presiden Prabowo Subianto berpendapat bahwa di era modern ini, generasi muda seharusnya tidak lagi bergantung pada pemerintah untuk menciptakan pekerjaan, melainkan harus proaktif menjadi pengusaha.
"Kalau masih bersandar kepada sektor-sektor padat karya dan bersandar kepada pemerintah untuk provide the jobs, kita masih di zaman kolonial berarti. Yang di mana kita bersandar kepada si raja dan si ratu dan si priyayi untuk ngasih kita kerjaan. No, kita udah move on dari situ," ujar Saras dikutip dari podcast. (P-4)