Mahasiswa Unimus Semarang Rilis Poster Rendam Kaki Air Hangat, Resmi Terdaftar HKI

2 hours ago 4
Mahasiswa Unimus Semarang Rilis Poster Rendam Kaki Air Hangat, Resmi Terdaftar HKI Mahasiswa Unimus membantu warga merendam kaki di air hangat sebagai bagian dari kegiatan KKN mereka.(MI/HO)

INOVASI sederhana namun penuh makna lahir dari program Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus). Kali ini, mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Semarang yaitu Tsabita Saharani Putri Rosadani, bersama Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Prima Trisna Aji, resmi merilis poster edukasi “Rendam Kaki Air Hangat untuk Menurunkan Tekanan Darah” yang kini tercatat sebagai Hak Kekayaan Intelektual (HKI) di Kementerian Hukum dan HAM RI, Kamis (11/9).

Poster tersebut bukan hanya karya di atas kertas, melainkan sudah dipraktikkan langsung bersama warga masyarakat Desa Pranggong Andong Boyolali Jawa Tengah. 

Tsabita dan tim mahasiswa KKN Unimus Semarang menggelar demonstrasi terapi rendam kaki air hangat di Desa Pranggong, Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali, sekaligus memberikan edukasi melalui poster yang mudah dipahami warga, khususnya kelompok usia lanjut yang rentan akan hipertensi.

“Alhamdulillah, HKI atas nama saya dan Bapak Prima Trisna Aji sudah resmi terbit. Poster ini kami gunakan langsung saat edukasi warga, agar mereka bisa memahami langkah sederhana mengontrol tekanan darah tinggi. Semoga bermanfaat tidak hanya bagi warga Pranggong, tetapi juga masyarakat luas,” ujar Tsabita.

Prima Trisna Aji menambahkan bahwa mahasiswa KKN Unimus Semarang sudah dipersiapkan matang sejak sebelum penerjunan, baik dari sisi akademik maupun pembinaan sikap. 

“KKN bukan sekadar program kerja saja,akan tetapi juga melatih mahasiswa menghasilkan luaran inovatif yang bermanfaat nyata. Poster rendam kaki air hangat ini adalah bukti nyata bahwa kegiatan lapangan bisa menghasilkan HKI yang berdampak,” jelasnya.

Proses pendaftaran HKI turut mendapat pendampingan dari LPPM Unimus Semarang dimana disini dilakukan pendampingan Bersama Mirza hingga akhirnya resmi terbit.

Novelty dari karya ini terletak pada integrasi antara edukasi langsung, demonstrasi praktik kesehatan sederhana, dan media visual yang kemudian mendapat pengakuan hukum. Hal ini tentunya menunjukkan bahwa inovasi tidak selalu harus berupa teknologi canggih, akan tetapi juga bisa hadir dari solusi praktis yang dekat dengan kehidupan masyarakat.

Dengan capaian ini, Unimus Semarang menegaskan bahwa KKN tidak berhenti pada pengabdian, melainkan juga menjadi ruang lahirnya inovasi intelektual yang aplikatif, orisinal, dan berdampak luas. (Z-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |