1 week ago
15
Presiden Venezuela, Nicolás Maduro serukan dialog dengan Washington, usai ancaman tembak jatuh jet tempur.(Media Sosial X)
KETEGANGAN antara Venezuela dan Amerika Serikat kembali memanas. Presiden Venezuela, Nicolás Maduro, menyerukan dialog dengan Washington. Pernyataan itu beberapa jam setelah Presiden Donald Trump mengancam akan menembak jatuh jet tempur Venezuela, jika dianggap mengancam pasukan AS.
Perselisihan kedua negara meningkat setelah Pentagon menuduh pesawat militer Venezuela terbang rendah di dekat kapal perang AS di Karibia. Hal itu menyusul serangan mematikan AS terhadap kapal yang diduga digunakan untuk penyelundupan narkoba asal Venezuela.
“Perbedaan yang ada tidak boleh mengarah pada konflik militer,” ujar Maduro dalam siaran nasional. “Venezuela selalu terbuka untuk berdialog, namun kami menuntut adanya rasa hormat.”
Sementara itu, Washington memperkuat kehadirannya dengan mengerahkan 10 jet tempur F-35 ke Puerto Rico. Pesawat itu akan bergabung dengan kapal perang AS yang sudah siaga di Karibia sebagai bagian dari operasi pemberantasan kartel narkoba.
Trump sebelumnya menyatakan keras: “Jika mereka (Venezuela) menempatkan kami pada posisi berbahaya, mereka akan ditembak jatuh.”
Karibia
Pada Selasa lalu, pasukan AS menghancurkan sebuah kapal di Karibia yang disebut terkait kelompok kriminal Venezuela Tren de Aragua, menewaskan 11 orang. Trump menuduh kelompok itu berhubungan langsung dengan Maduro.
Namun, Maduro membantah tuduhan tersebut. “Laporan intelijen yang diberikan kepada Trump tidak benar. Venezuela hari ini bebas dari produksi daun koka dan kokain. Kami justru melawan perdagangan narkoba,” tegasnya.
Maduro juga menyebut pengerahan militer AS sebagai “ancaman terbesar bagi benua dalam 100 tahun terakhir.” Ia mengklaim telah memobilisasi 340 ribu personel militer aktif dan lebih dari delapan juta pasukan cadangan untuk mempertahankan wilayah Venezuela.
Pengedar Narkoba
Dari pihak AS, Gedung Putih menyebut Maduro sebagai “pengedar narkoba yang sudah didakwa”. Mereka menuding pemerintahannya dijalankan layaknya kartel.
Saat ini, sedikitnya delapan kapal perang Angkatan Laut AS dikerahkan dalam operasi kontra-narkotika di kawasan Amerika Latin. Langkah ini dipandang sebagai eskalasi serius, mengingat operasi serupa biasanya ditangani lembaga penegak hukum, bukan militer.
Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, dalam kunjungan ke Meksiko pekan ini menegaskan strategi baru Washington. “Yang bisa menghentikan mereka adalah dengan menghancurkannya,” katanya. (AFP/Z-2)
