
WORKSHOP Kuliah Presenter Pengantin Adat Jawa diselenggarakan dengan sukses pada 20–21 September 2025 di Hotel Merlynn Park, Jakarta.
Acara yang digelar selama dua hari ini dipenuhi peserta dari Jakarta dan sekitarnya, sebagian besar peserta merupakan MC profesional. Mereka menunjukkan antusiasme tinggi masyarakat dalam melestarikan upacara pernikahan adat Jawa.
Dipandu Dwija (Guru) Kapanatacaraan & Renggeping Wicara Berpengalaman Lukas Sardjito, seorang MC adat Jawa profesional sejak 1990, workshop ini menjadi ruang pembelajaran yang kaya akan ilmu dan praktik.
Peserta mendapatkan paparan teori mendalam mengenai cara menjadi presenter pengantin adat Jawa yang sesuai pakem, serta sesi praktik langsung berbicara di depan umum agar mampu menjadi MC adat Jawa yang baik, anggun, dan penuh unggah-ungguh sesuai tata cara Yogyakarta dan Surakarta.
Tidak hanya berhenti di kelas saja, peserta juga mendapatkan pendampingan secara intens secara online dan tergabung dalam komunitas Renggep Swara Aji.
Harapannya peserta yang tergabung dalam acara ini bisa menjadi menjadi MC adat Jawa yang profesional dan punya jejaring yang kuat di kalangan MC adat Jawa di Jakarta dan sekitarnya.
Workshop ini diselenggarakan dengan semangat:
- Nguri-nguri kabudayan Jawa – melestarikan nilai, bahasa, dan tata cara adat Jawa yang sarat makna.
- Wong Jowo Ojo Ilang Jawane”– mengingatkan masyarakat Jawa agar tidak kehilangan jati dirinya di tengah arus modernisasi.
- Menjaga adat Jawa yang pakem – memastikan prosesi pernikahan adat tetap sesuai tuntunan dan tata cara yang diwariskan leluhur.
“Seorang presenter adat bukan hanya pembawa acara, tetapi juga penjaga nilai luhur budaya Jawa. Melalui workshop ini, saya berharap generasi muda dapat meneruskan tradisi dengan penuh kebanggaan,” ujar Lukas Sardjino.
Para peserta menyambut baik kombinasi teori dan praktik yang dihadirkan. Mereka tidak hanya belajar teknik kapantun dan bahasa Jawa krama, tetapi juga mendapatkan pengalaman nyata memandu prosesi pernikahan adat dengan tata krama yang tepat.
Keberhasilan acara ini menjadi bukti bahwa minat masyarakat dalam menjaga dan mengembangkan adat Jawa tetap kuat, bahkan di tengah kehidupan kota metropolitan di jaman modern seperti Jakarta. (Z-1)