(Dokpri)
JIKA memiliki lebih banyak dokter ahli stem cell tersertifikasi baik nasional maupun internasional, Indonesia dapat menjadi destinasi health tourism kelas dunia. Indonesia harus mulai menapaki langkah besar menuju pusat kedokteran regeneratif dunia.
Salah satu upaya itu ialah Workshop Inovasi Terbaru Kemenkes RI-LPDSI bertajuk Regenerasi Medis: Aplikasi Stem Cell dan turunannya Secretome & Exosome di Jakarta, belum lama ini. Workshop bersertifikasi internasional ini menjadi yang pertama di Indonesia dengan pengakuan resmi dari World Council of Stem Cell (WOCS), Geneva, Switzerland, serta mendapatkan SKP dari Kementerian Kesehatan RI.
"Kehadiran sertifikasi ganda ini menandai era baru bagi perkembangan layanan stem cell di tanah air yang siap disejajarkan dengan standar global," kata Prof. dr. Deby Vinski, MSc, PhD, Presiden WOCPM Paris sekaligus Presiden WOCS dalam keterangan tertulis, Kamis (2/10).
Acara yang digagas Lembaga Pelatihan Dokter Seluruh Indonesia (LPDSI) bersama Celltech Stem Cell Centre ini diikuti puluhan dokter spesialis dan tenaga kesehatan. Mereka mendapat pembekalan ilmiah hingga praktik langsung mengenai aplikasi stem cell, secretome, dan exosome.
Ketua Umum PDSI, Jajang Edi Priyatno, menegaskan pentingnya pembaruan ilmu kedokteran regeneratif agar Indonesia tidak tertinggal dari negara lain. Salah satu sorotan ialah keterlibatan 14 dokter dari RSPPN Panglima Besar Sudirman yang berhasil lulus sertifikasi internasional.
Fasilitas rumah sakit rujukan nasional tersebut, yang diinisiasi Presiden Prabowo Subianto, kini dilengkapi laboratorium stem cell modern dengan teknologi Quantum GMP International hasil kolaborasi IndonesiaSwiss, yang hanya ada dua di Asia.
Deby menyambut dukungan penuh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Dirjen SDMK Kemenkes RI Yuli Farianti dalam mendorong kemajuan kedokteran preventif dan regeneratif. Ia menilai momentum ini penting setelah disahkannya UU Kesehatan Nomor 17 Tahun 2023 yang membuka jalan lebih luas bagi praktik stem cell di Indonesia.
"Workshop ini bukan hanya tentang transfer ilmu, tetapi komitmen agar Indonesia benar-benar bisa menjadi pusat destinasi anti-aging dan stem cell dunia," ujar Deby. Gelombang kedua workshop internasional ini akan digelar pada 6-7 Desember 2025. (I-2)


















































