Lonjakan Tarif Ekspor Korsel ke AS Lampaui Kanada dan Meksiko

3 hours ago 1
Lonjakan Tarif Ekspor Korsel ke AS Lampaui Kanada dan Meksiko Ilustrasi.(Al Jazeera)

KOREA Selatan mencatat penaikan tarif paling tajam pada ekspornya ke Amerika Serikat di antara mitra dagang utama Washington pada kuartal kedua 2025. Data terbaru, kemarin, menunjukkan lonjakan ini dipicu kebijakan perdagangan baru pemerintahan Presiden Donald Trump.

Menurut laporan yang dirilis oleh Kamar Dagang & Industri Korea (KCCI), tarif ekspor Korea Selatan ke AS selama periode April-Juni melonjak 47 kali lipat dibandingkan kuartal keempat 2024, tepat sebelum dimulai pemerintahan Donald Trump. Angka tersebut jauh melampaui lonjakan 19,5 kali lipat yang dialami Kanada dan 17,8 kali lipat yang dialami Meksiko pada periode yang sama.

Di sisi lain, Tiongkok hanya mengalami penaikan tarif dua kali lipat. Ini karena Beijing telah menghadapi tarif tinggi untuk mobil listrik, baterai, dan cip di bawah pemerintahan mantan Joe Biden.

Dalam hal volume tarif, Korea Selatan berada di peringkat keenam dengan US$3,3 miliar yang dibayarkan pada kuartal kedua saja. Tiongkok menduduki puncak daftar dengan nilai US$25,93 miliar diikuti oleh Meksiko dengan US$5,52 miliar, Jepang US$4,78 miliar, Jerman US$3,57 miliar, dan Vietnam US$3,34 miliar.

Korea Selatan menikmati tarif nol untuk sebagian besar produk berdasarkan perjanjian perdagangan bebas bilateral dengan AS sebelum pemerintahan Trump memberlakukan tarif universal sebesar 10% bersama dengan tarif terpisah untuk barang-barang utama, termasuk mobil dan baja.

Berdasarkan sektornya, mobil dan suku cadang terkait menyumbang US$1,9 miliar atau 57,5% dari beban tarif ekspor Korea Selatan ke AS. Washington mulai mengenakan tarif 25% untuk mobil dan suku cadang masing-masing pada April dan Mei.

Tingkat tarif efektif, yang didefinisikan sebagai bea masuk terhadap ekspor, mencapai 10% pada kuartal kedua untuk Korea Selatan. Ini menempati peringkat ketiga setelah Tiongkok sebesar 39,5% dan Jepang sebesar 12,5%.

"Di tengah lingkungan yang menantang saat perusahaan-perusahaan Korea Selatan harus beradaptasi dengan aturan perdagangan baru, pemerintah perlu berfokus untuk meringankan beban mereka dan membantu mereka menghindari ketertinggalan, alih-alih menambah beban baru," kata KCCI dalam laporannya. (Yonhap/I-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |