Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat.(Dok. pribadi )
WAKIL Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, menyerukan kepada generasi muda dan masyarakat umum untuk meningkatkan literasi statistik. Menurutnya, kemampuan memahami dan memaknai data dari Badan Pusat Statistik (BPS) adalah instrumen krusial dalam menyusun kebijakan dan membenahi pembangunan daerah menuju masa depan yang lebih terarah.
"Sosialisasi pada hari ini adalah awal untuk persiapan dimulainya Sensus Nasional 2026. Sensus ini merupakan kegiatan statistik dasar yang dilaksanakan setiap dekade, dan sensus 2026 nanti akan menjadi sebuah instrumen yang sangat strategis dalam menyusun kebijakan umum nasional dan daerah," kata Lestari dalam Sosialisasi Sensus Ekonomi 2026 dan Peningkatan Literasi Statistik Masyarakat di Hotel Gripta, Kudus, Jawa Tengah, Senin (27/10).
Legislator NasDem Dapil Jawa Tengah II itu menyoroti perubahan signifikan yang terjadi di berbagai daerah, mencakup lanskap politik, ekonomi, sosial, hingga alam.
Menurut Rerie, Sensus Nasional menjadi instrumen krusial untuk memotret kondisi tersebut, sehingga pemerintah pusat dan daerah dapat merumuskan kebijakan yang relevan dengan tantangan objektif di lapangan.
"Kita melihat di dua dekade ini bahwa lanskap ekonomi, lanskap politik, bahkan lanskap alam sendiri, begitu banyak faktor menjadikan kita berada pada situasi yang berhadapan dengan berbagai macam tantangan," ungkap Rerie, sapaan akrab Lestari Moerdijat.
Soroti pergeseran mata pencaharian di daerah
Ia pun menyoroti pergeseran mata pencaharian di daerah, seperti di Demak, dari semula didominasi nelayan dan petani tambak kini beralih ke sektor industri pabrik.
Perubahan ini memerlukan langkah strategis. Lestari menegaskan bahwa Sensus Nasional penting untuk memotret kondisi kekinian dan memberikan data akurat agar kebijakan pemerintah pusat maupun daerah benar-benar relevan dengan masyarakat.
"Nah inilah gunanya sensus sehingga kita bisa memotret 10 tahun lalu, barangkali tercatat wilayah itu wilayahnya para nelayan. Pada 2026 masih ada tidak nelayan tersebut? Belum lagi dengan kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan membuka seluas-luasnya pemindahan pusat industri, maka banyak daerah yang beralih fungsi menjadi pabrik, dan jumlah petani menjadi berkurang. Mereka lebih suka bekerja di pabrik yang menurut mereka memiliki kepastian," kata dia.
Ia menegaskan kunci pembangunan daerah yang efektif adalah partisipasi publik berbasis data. Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu secara khusus mendorong mahasiswa untuk meningkatkan literasi statistik, mempelajari, dan membandingkan data BPS dari dekade ke dekade.
Menurut dia, mahasiswa akan mampu memberikan masukan penting dan berkontribusi nyata dengan memahami data.
"Saya kira temuan-temuan ini kita bandingkan apa yang kita miliki 10 tahun lalu dengan sekarang. Bagi mahasiswa, ini menarik untuk dilihat dan dipelajari. Dengan memahami data, dan kemudian memaknai data, kita bisa memiliki kemampuan, bukan sekadar menganalisa tapi juga bisa memberikan masukan-masukaan penting," pungkasnya. (RO/I-1)


















































