
AKTRIS Luna Maya menilai film horor terbaru garapan Baim Wong, Sukma, memiliki nilai lebih karena mengangkat isu perempuan, khususnya soal stigma kecantikan dan obsesi pada awet muda. Film ini akan tayang di bioskop mulai 11 September 2025.
Dalam sesi tanya jawab bersama media, Luna mengungkapkan bahwa Sukma tidak hanya menyajikan ketegangan, tetapi juga merefleksikan realitas sosial yang dialami banyak perempuan.
“Cantik itu selalu diidentikkan dengan harus muda. Sedangkan saat berumur, perempuan sering dianggap tidak cantik lagi. Padahal value seorang perempuan tidak semata-mata fisik,” ujar Luna Maya kepada para awak media, Senin (8/9).
Luna, yang memerankan tokoh Arini, menambahkan, film ini menjadi pengingat bahwa tidak ada yang abadi, termasuk kecantikan.
Menurutnya, obsesi terhadap keabadian dan keinginan untuk terus muda adalah ilusi yang membuat perempuan kerap terjebak dalam tuntutan sosial.
“Film ini mengingatkan kita untuk embrace aging secara gracefully. Yang akan bertahan sampai akhir itu bukan fisik, tapi karakter yang baik,” ujarnya
Luna menambahkan, film ini menjadi pengingat bahwa tidak ada yang abadi, termasuk kecantikan. Menurutnya, obsesi terhadap keabadian dan keinginan untuk terus muda adalah ilusi yang membuat perempuan kerap terjebak dalam tuntutan sosial.
“Film ini mengingatkan kita untuk embrace aging secara gracefully. Yang akan bertahan sampai akhir itu bukan fisik, tapi karakter yang baik,” ujarnya
Selain Luna Maya, Sukma juga dibintangi Christine Hakim, Fedi Nuril, Oka Antara, Kimberly Ryder, Asri Welas, dan sejumlah aktor papan atas lainnya.
Film ini berkisah tentang Arini yang pindah ke kota kecil bersama keluarganya, lalu menemukan cermin misterius yang membawa teror gaib sekaligus refleksi tentang keabadian dan ketidaksempurnaan.
Dengan isu yang relevan, Luna berharap film ini dapat memberi ruang refleksi bagi penonton, terutama perempuan, agar lebih menerima proses penuaan dan menilai kecantikan dari sisi yang lebih luas. (Z-1)