
PENYANYI-penulis lagu berdarah Filipina-Amerika, Labit, kembali dengan single terbarunya Parallel, sebuah renungan puitis tentang cinta tak terduga dan momen yang hadir dengan tenang.
Dirilis bersama video musik yang menggambarkan koneksi tak terlihat di antara orang-orang asing, single ini menjadi gambaran awal menuju album perdananya, Sol, yang akan hadir pada 17 Oktober mendatang.
Di inti pesannya, lagu ini menangkap kilasan kejelasan ketika cinta muncul di tempat yang sama sekali tidak diduga yang mungkin berada tepat di sampingmu.
Dengan melodi yang menjadi sorotan, aransemen yang lapang, serta vokal khas Labit yang hangat, lagu ini mengalir sebagai kisah cinta sekaligus momen menemukan diri kita kembali.
Diproduseri oleh Travis Heidelman dan ditulis bersama Gabriella Mejias, Parallel menghadirkan lapisan instrumen yang hangat dengan kejujuran emosional, ciri khas yang kini melekat pada Labit. Hasilnya adalah lagu yang terasa dekat namun sekaligus universal.
"Lagu ini buatku seperti momen 'a-ha' yang dipenuhi dengan rasa lega. Aku ingin menangkap perasaan saat seseorang datang mengejutkan hidupmu dan saat di mana kamu sadar bahwa orang yang kamu butuhkan sebenarnya ada di sana dari awal." ujar Labit
Video klip yang menyertai perilisan single ini semakin menajamkan denyut emosional lagu ini. Disutradarai oleh hazart, kisahnya terinspirasi dari pengalaman sederhana namun transenden yaitu mendengar sebuah lagu di kursi belakang taksi New York City.
Untuk Parallel, momen itu dihidupkan kembali dengan sentuhan pribadi. Ceritanya berlangsung di dalam Buick Lasabre, mobil yang dulu dikendarai nenek Labit, Sol, yang sekaligus menjadi nama album perdananya mendatang.
Video ini juga menampilkan 12 kelompok orang dari berbagai latar, memperlihatkan dunia yang tampak berbeda tapi sebenarnya terhubung oleh 'paralel' dalam hidup mereka.
Kolaborasi Labit dengan hazart bermula dari pertemanan sederhana saat mereka sering bertemu di taman bersama anjing mereka masing-masing. Kini, hubungan itu berkembang menjadi sebuah kolaborasi.
Hazart mengajak kolaborator lama mereka, termasuk koreografer Genevieve Carson yang memadukan gerakan simbolis dengan referensi tarian viral kontemporer.
Seniman visual Collin Black menambahkan sentuhan VFX yang mengubah dunia luar selama bagian chorus menjadi visual abstrak sekaligus menjadi sebuah penghormatan untuk grafis WinAmp sekaligus karya ikonik Stanley Kubrick 2001: A Space Odyssey.
Semua elemen ini menyatu menghadirkan realitas yang ditinggikan, "menari mengikuti lagu di kursi belakang mobil," sembari tetap menyoroti inti dari Parallel yaitu rasa kebahagiaan, kejutan, dan koneksi antar manusia.
Popularitas Labit di Asia Tenggara juga terus menanjak. Single-single terbarunya masuk ke playlist Spotify New Music Friday di berbagai negara seperti Filipina, Thailand, Indonesia, Singapura, Malaysia, Taiwan, Hong Kong, dan Vietnam.
Data streaming menunjukkan pendengar di Asia Tenggara kini mendominasi Top 10 pasarnya seperti Filipina (#3), Indonesia (#6), Malaysia (#7), Taiwan (#8), Thailand (#9), dan Vietnam (#10).
Sejak debut pada 2019, kemampuan Labit menyatukan pendengar lintas budaya berakar dari kisah yang jujur dan gaya musik yang fleksibel melintasi genre.
Album debutnya Sol, yang akan dirilis 17 Oktober mendatang, menjadi catatan perjalanan Labit dalam pencarian jati diri yang ditulis layaknya jurnal pribadi tentang bagaimana ia menavigasi masa transisi menuju kedewasaan, menemukan kekuatan dalam kerentanan, dan keindahan dalam proses tumbuh. (Z-1)