
MENTERI Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Marco Rubio bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Yerusalem Barat pada Senin (15/9).
Pertemuan dua jam tersebut diikuti konferensi pers bersama yang menegaskan kembali kedekatan aliansi kedua negara, meskipun dunia internasional tengah mengecam serangan Israel ke Doha pekan lalu.
Dalam pernyataan resminya, Netanyahu menegaskan Israel dan AS akan terus bekerja sama menghadapi ancaman.
"Kunjungan Rubio adalah pesan yang jelas bahwa Amerika berdiri bersama Israel dalam menghadapi teror," katanya seperti dikutip Al Jazeera, Selasa (16/9).
Dia juga menuduh adanya kemunafikan yang sangat besar dari pihak-pihak yang mengecam serangan ke Qatar, meskipun Presiden AS Donald Trump turut mengkritiknya. Netanyahu kembali menegaskan bahwa Israel akan menyerang Hamas di mana pun mereka berada.
Rubio menyampaikan dukungan penuh terhadap narasi Israel mengenai konflik. "Hamas harus menghentikan eksistensinya sebagai elemen bersenjata yang dapat mengancam perdamaian dan keamanan di kawasan," kata diplomat tertinggi AS itu.
Saat ditanya mengenai serangan ke Doha, ia hanya menambahkan bahwa Washington kini fokus pada apa yang akan terjadi selanjutnya.
Kunjungan Rubio juga diwarnai agenda simbolis bersama Netanyahu dan utusan AS Mike Huckabee di Tembok Barat, di mana keduanya memuji hubungan erat Israel-AS.
Namun, kritik internasional kian menguat. Dewan Hak Asasi Manusia PBB mengumumkan akan menggelar debat darurat pada Selasa (16/9) mengenai agresi militer baru-baru ini Israel di Qatar. Permintaan tersebut diajukan oleh Pakistan mewakili OKI dan Kuwait atas nama GCC. Debat ini akan menjadi yang ke-10 sejak dewan dibentuk pada 2006.
Israel selama ini kerap menolak resolusi dewan yang mengecam pelanggaran di Gaza, termasuk seruan agar negara-negara berhenti menjual senjata ke Israel. Tahun lalu, Israel dan AS bahkan memboikot forum tersebut.
Gaza Hadapi Bencana Kelaparan
Di Gaza, dampak perang semakin parah. Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan empat janin dan tiga bayi prematur meninggal di Rumah Sakit Nasser, Khan Younis, akibat kelaparan dan blokade Israel.
Sejauh ini, 422 orang telah meninggal karena krisis pangan, termasuk 145 anak-anak. Laporan IPC yang didukung PBB sebelumnya sudah menyatakan status bencana kelaparan di sejumlah wilayah Gaza.
Sementara itu, bom Israel terus menghantam Kota Gaza, menewaskan puluhan warga sipil pada Senin (15/9). Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, bahkan menyatakan rencana membangun kawasan mewah di atas komunitas Gaza.
"Kami akan menyelesaikan misi ini, menduduki Gaza, dan mendorong emigrasi secara sukarela," katanya dikutip media Israel.
Sementara keluarga tawanan Israel di Gaza juga meminta pertemuan mendesak dengan panglima militer Eyal Zamir setelah ia mengungkap bahwa Netanyahu menyimpan rencana lanjutan perang. (Fer/I-1)