Kuliner Tradisional Terus Berkembang, Generasi Muda Jadi Pendorong Utama

2 hours ago 4
Kuliner Tradisional Terus Berkembang, Generasi Muda Jadi Pendorong Utama Kuliner tradisional nusantara makin berkembang.(MI/Muhammad Ghifari A)

Kuliner tradisional Indonesia menunjukkan kebangkitan baru di tengah era digital. Didukung oleh tren media sosial, kreativitas generasi muda, dan dorongan dari komunitas ibu muda, makanan khas Nusantara kini hadir dalam bentuk yang lebih segar dan relevan tanpa meninggalkan akar budayanya.

Dimas Ramadhan, food influencer yang aktif membagikan konten masak berbasis resep lokal, mengatakan bahwa akses terhadap inspirasi memasak kini jauh lebih terbuka.

“Ujian-ujiannya shifting, banyak banget inspirasi menurutku,” ujar Dimas dalam sebuah diskusi kuliner di Jakarta Selatan (24/9).

Sementara itu, Tasya Kamila, edukator sekaligus ibu muda, menilai peran digital sangat besar dalam memudahkan masyarakat mengakses kuliner lokal.

“Tinggal follow-in aja, tinggal searching aja para food vloggers,” ungkapnya. Ia juga menyebut bahwa media sosial memberi ibu-ibu muda akses cepat terhadap resep praktis sekaligus membuka ruang untuk melestarikan rasa keluarga.

Ia juga menyebut bahwa saat ini banyak anak muda yang mulai melihat dapur sebagai ruang ekspresi dan eksplorasi budaya. "Masak makanan khas bukan lagi hal yang ribet atau eksklusif buat ibu-ibu. Sekarang semua bisa coba, dari mahasiswa sampai pekerja kantoran," tambahnya.

Salah satu bentuk transformasi kuliner lokal yang menarik adalah munculnya kreasi baru seperti nasi goreng yang disajikan dengan bahan modern seperti daging saikoro, namun tetap mempertahankan kekayaan rasa khas Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa kuliner tradisional tidak hanya diwariskan, tetapi juga diolah ulang agar tetap relevan dengan selera masa kini.

Lendi Yuwarlian, Marketing Director Bango and Beverages, menilai bahwa makanan dapat menjadi penghubung lintas budaya dan ekonomi lokal. Melalui inisiatif seperti foodtruck Jajanan Bango yang berkeliling ke 13 kota, mereka mencoba menghadirkan kuliner tradisional di ruang-ruang publik yang akrab bagi generasi muda.

“Harapannya sih kita bisa terus menemanisakan Indonesia dari semua makanan,” katanya. Menurutnya, ruang-ruang makan di ruang terbuka seperti taman kota, festival, dan spot hangout, bisa menjadi tempat penting bagi kebudayaan kuliner untuk beradaptasi.

Inisiatif ini tidak berdiri sendiri. Banyak pelaku UMKM, komunitas lokal, hingga kreator digital yang kini terlibat aktif dalam memperkenalkan makanan khas melalui video, acara komunitas, dan kolaborasi brand.

Dengan semangat kolaborasi antara komunitas, pelaku industri, dan para kreator, kuliner tradisional Indonesia tidak hanya bertahan, tetapi berkembang. Ia menjadi simbol identitas yang hidup, sekaligus kekuatan ekonomi kreatif yang menjanjikan. (Z-10)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |