Polisi mengendarai sepeda motor dan mobil listrik saat mengikuti pelatihan penggunaan kendaraan listrik(ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)
WAKIL Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Muhammad Qodari mendukung gerakan setop 'tot-tot wuk-wuk' yang digencarkan oleh banyak orang di media sosial. Menurutnya, keresahan masyarakat atas penggunaan sirene dan strobo oleh mobil pengawal terjadi berulang, terlebih saat jam macet di jalan raya.
Ia pun menceritakan, ketika dirinya bertugas sebagai Wakil Kepala Staf Kepresidenan. Kala itu, ia mengaku, membawa mobil pribadi sendiri tanpa ada pengawalan voorijder.
"Gerakan stop tot-tot, wok-wok, berawal dari protes warganet di media sosial. Warganet yang menyoroti penyalahgunaan sirine dan strobo pejabat publik," kata Qodari dalam keterangan pers, dikutip Selasa (24/9).
Ia memastikan, pihaknya jarang menggunakan sirine dan strobo saat berkendara. Kebiasaan menggunakan sirine dan strobo tersebut, hanya pernah dilakukan saat ketika dirinya menjabat sebagai Wakil KSP.
"Jadi, hanya pada kondisi-kondisi tertentu saja menggunakan strobo. Misalnya harus mengejar meeting dan yang lain-lain, selebihnya, tidak dipakai," ucap Qodari.
Lebih lanjut, Ia mengatakan pejabat pemerintahan harus mencontoh Presiden Prabowo Subianto yang menghormati kenyamanan dari pengguna jalan kendati menggunakan pengawalan.
"Pak Mensesneg, Mas Pras sudah menegaskan bahwa pejabat publik harus bijak menggunakan pengawalan. Mencontoh Presiden Prabowo yang hormat kepada pengguna jalan lain," pungkasnya. (H-4)


















































