KPAI Desak Pemerintah Evaluasi MBG, Cegah Keracunan pada Anak

2 hours ago 1
KPAI Desak Pemerintah Evaluasi MBG, Cegah Keracunan pada Anak Seorang siswa bersiap menikmati makan siang dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMPN 8 Padang, Sumatera Barat(ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

KOMISI Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendesak pemerintah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG). Desakan ini disampaikan setelah terjadinya kembali kasus keracunan makanan pada anak-anak, yang bahkan menimpa siswa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Wakil Ketua KPAI, Jasa Putra mengatakan bahwa rentetan kasus keracunan MBG sudah tidak bisa lagi ditolerir. Ia menyoroti kondisi anak usia dini yang memiliki daya tahan tubuh jauh lebih lemah dibanding orang dewasa.

"Kita diminta membayangkan anak-anak kita sendiri di usia sangat kecil mengalami keracunan makanan. Pertahanan tubuh mereka masih lemah, dan tidak mudah mendeskripsikan kondisi kesehatan. Satu kasus keracunan anak saja sudah terlalu banyak. Pemerintah harus segera melakukan evaluasi menyeluruh," kata Jasa Putra dalam keterangannya, Sabtu (20/9).

KPAI mengusulkan agar pemberian MBG dihentikan untuk sementara waktu guna mencegah peningkatan angka keracunan anak.

"KPAI usul hentikan sementara, sampai benar-benar instrumen panduan dan pengawasan yang sudah dibuat BGN benar-benar dilaksanakan dengan baik," ujarnya.

Menurutnya, dengan adanya jumlah korban dan data kasus yang tidak terkontrol, diperlukan adanya pengawasan khusus untuk mencegah terjadinya keracunan makanan pada program MBG.

"Kalau program ini ingin ngebut sampai akhir tahun, sebaiknya segera ngerem sejenak. Perlu dilihat kembali kondisi lapangan, dilakukan antisipasi, dan diperkuat pengawasan agar tidak ada lagi korban," tegasnya.

Sebelumnya, KPAI bersama CISDI dan WVI melaksanakan survei suara anak untuk program MBG di 12 provinsi, melibatkan 1.624 responden anak, termasuk anak disabilitas, sejak 14 April hingga 23 Agustus 2025.

Survei ini menemukan lima persoalan utama. Sebanyak 583 responden mengaku pernah menerima makanan MBG dalam kondisi rusak, bau, atau basi. Bahkan 11 responden mengaku tetap mengonsumsi makanan basi tersebut karena terpaksa.

"Beberapa ungkapan anak, saya kira penting diperhatikan petugas MBG, pertama permintaan mereka agar tim pelaksana perlu lebih sering mengajak diskusi atau mendengarkan pendapat dari siswa, supaya kualitas makanan dan programnya sesuai kebutuhan, makanan yang dikasih juga harus dijaga, waktu pemberian, supaya tetap enak dan sehat," tuturnya. (Fik/M-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |