
Great Institute menyelenggarakan seminar Great Lecture dengan tema Transformasi Ekonomi Nasional: Pertumbuhan Inklusif Menuju 8%. Menteri Koperasi Ferry Juliantono menyampaikan pandangannya terkait peran koperasi sebagai bagian dari strategi pertumbuhan inklusif nasional.
"Pertumbuhan ekonomi sebesar 8% hanya akan bermakna jika seluruh lapisan masyarakat ikut merasakan manfaatnya. Di sinilah koperasi memiliki peran sentral, karena koperasi adalah wadah ekonomi rakyat yang mengedepankan asas kebersamaan, keadilan, dan pemerataan. Transformasi ekonomi tidak boleh hanya berorientasi pada kelompok besar dan modal kuat, tetapi juga harus menyentuh usaha kecil, mikro, dan sektor informal," kata Ferry, Kamis (11/9).
Koperasi, sambung Ferry, dapat menjadi instrumen untuk memperluas akses pembiayaan, memperkuat daya saing UMKM, dan menghubungkan pelaku usaha kecil dengan rantai pasok nasional maupun global.
"Dengan penguatan kelembagaan, digitalisasi, serta dukungan kebijakan yang tepat, koperasi mampu menjadi pilar pertumbuhan inklusif dan motor penggerak utama pencapaian target pertumbuhan ekonomi 8%," lanjutnya.
"Kami di Kementerian Koperasi melalui Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih berkomitmen menjadikan koperasi bukan hanya sebagai simbol kebersamaan, tetapi juga sebagai kekuatan nyata ekonomi nasional yang berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan dan kesejahteraan rakyat," tambah Ferry.
Sementara itu, Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan optimisme bahwa target pertumbuhan ekonomi 8% bukanlah hal yang mustahil. Menurutnya, dengan dukungan kebijakan fiskal yang tepat, penguatan investasi, serta keterlibatan aktif seluruh pemangku kepentingan, Indonesia berpeluang mencapai pertumbuhan tinggi dalam 2–3 tahun mendatang.
Ia juga menekankan bahwa pertumbuhan tersebut harus diarahkan untuk mempercepat transformasi menuju negara maju, sekaligus memastikan manfaat ekonomi dirasakan secara merata oleh masyarakat. (E-3)