
KEPALA Pusat Kebijakan Sistem Ketahanan Kesehatan, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK), Kementerian Kesehatan Anas Ma’ruf, menyebut di kelompok usia Gen Z sangat jarang mengonsumsi buah dan sayuran. Berdasarkan Survei Kesehatan Nasional (SKI) 2023 menemukan bahwa konsumsi buah dan sayur <5 porsi dalam seminggu.
"Terdapat penurunan konsumsi buah dan sayuran dari 2013 sampai 2023. Gen Z itu, anak kita itu sudah sekarang (12:21) dan tidak suka makan sayuran dan buah-buahan," kata Anas di Jakarta, Rabu (10/9).
Kondisi ini semakin memperparah karena penyakit tidak menular dan faktor risikonya tetap menjadi tantangan besar di Indonesia.
"Trennya yang menjadi berbahaya karena tentu konsumsi buah dan sayur yang berkurang itu menjadi juga faktor untuk berbagai macam penyakit," ujar dia.
Ia mengatakan konsumsi makanan berisiko terutama makanan/minuman yang mengandung gula, garam dan lemak justru yang cukup tinggi. Oleh karena itu dibutuhkan kebijakan pengendalian konsumsi gula, garam dan lemak sangat diperlukan.
Sesuai tugas dan fungsinya Kemenko PMK bersama kementerian/lembaga yang lain untuk melaksanakan orkestrasi penanganan konsumsi Gula, Garam Lemak (GGL) yang masih tinggi di masyarakat.
"Kami sudah siap sejak bulan Maret yang lalu untuk membentuk suatu forum koordinasi terkait dengan bagaimana penetapan untuk kandungan GGL. Kami koordinasi dengan Kementerian Kesehatan ternyata untuk kajian saat ini masih sedang proses mudah-mudahan sudah selesai," ujar Asisten Deputi Peningkatan Gizi dan Pencegahan Stunting, Kemenko PMK Jelsi Natalia Marampa.
Ia menyebut pihaknya masih menunggu hasil-hasil kajian untuk menjadi dasar pembentukan regulasi yang tepat.
"Kami sedang menyusun suatu Permenko yang kami identifikasi kementerian/lembaga mana saja yang akan kita libatkan di dalam forum ini nantinya," ungkapnya.
"Kami sudah siap dengan berbagai kegiatan-kegiatan yang strategis terkait bagaimana untuk pengendalian GGL tentunya dan khususnya di dalam penetapan untuk standar batas maksimal nantinya," pungkasnya. (Iam/M-3)