Andien saat CFD di Jakarta, Minggu (2/11).(MI/Muhammad Ghifari A)
PENYANYI Andien Aisyah siap menggelar konser tunggal untuk menandai 25 tahun perjalanan kariernya bertajuk Suara Asmara, 15 November 2025 mendatang di Istora Senayan.
Konser ini bukan sekadar perayaan musik, melainkan juga mengusung misi mulia: keberlanjutan (sustainability) lingkungan dan pemberdayaan manusia.
Di tengah kesibukan persiapan konser yang disebutnya sudah mencapai 70%-80%, Andien mengambil waktu untuk terlibat langsung dalam aksi nyata peduli lingkungan.
Plogging di CFD Jakarta Menjadi Wujud Cinta pada Bumi
Sebagai rangkaian kegiatan menjelang konser, Andien bersama para penggemar dan relawan menggelar kegiatan plogging (memungut sampah sambil jogging) di area Car Free Day (CFD) Jakarta.
"Buatku mencintai lingkungan itu adalah sesuatu yang mutlak untuk kita sebagai penduduk bumi," ujar Andien saat CFD di Jakarta, Minggu (2/11). "Karena tema konser ini adalah Suara Asmara, suara dari dalam hati kita, cinta yang paling mutlak adalah mencintai bumi."
Aksi plogging dipilih Andien sebagai kegiatan prakonser karena berbagai alasan strategis. Pertama dan utama, kegiatan ini dianggap sebagai aksi nyata yang mudah dilakukan, khususnya di wilayah Jakarta, memberikan contoh langsung tentang kepedulian lingkungan.
Kedua, Andien memanfaatkan momen CFD sebagai ajang edukasi massal, di mana berkumpulnya banyak warga dapat dimanfaatkan untuk menyuarakan pentingnya membuang sampah pada tempatnya.
Lebih lanjut, kegiatan ini memiliki relasi yang kuat dengan masalah aktual yang dihadapi Jakarta. Andien menyoroti bahwa isu sampah sangat relevan dengan kejadian banjir yang belakangan kerap melanda ibu kota.
Dengan demikian, ia berharap aksi ini dapat menciptakan efek bola salju dan secara efektif meningkatkan kesadaran publik melalui platform media sosial para peserta yang terlibat.
"Mengingat kalau lagi hari Minggu itu kan kayak orang-orang Jakarta dan sekitarnya semuanya pada ngumpul disini tapi memang sedihnya adalah belum semuanya itu sadar betul akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya gitu. Kita bisa experience sendiri gitu ya bahwa dalam beberapa hari terakhir hujan banjir satu Jakarta. Karena apa? Karena sampah. Jadi aku merasa ini benar-benar relate sekali dengan apa yang terjadi di Jakarta pada saat ini," papar Andien.
Sampah Konser dan Hasil Plogging akan Diolah
Sampah yang terkumpul dari kegiatan plogging ini tidak dibuang begitu saja. Andien, yang juga merupakan board of advisory sebuah waste management (pengelolaan sampah) bernama Rekosistem, memastikan sampah-sampah tersebut akan diproses dan diolah.
Andien memastikan sampah-sampah ini akan diproses dan diolah oleh Rekosistem, baik melalui daur ulang (recycle) maupun peningkatan nilai (upcycle), sehingga dapat menjadi bentuk-bentuk lain seperti poster dan berbagai benda bermanfaat.
Komitmen pengelolaan limbah ini juga berlaku untuk konser. Andien berkomitmen penuh untuk memastikan semua sampah di dalam area konser akan di-manage dan diolah menjadi sesuatu yang berguna, menunjukkan konsistensinya dalam mendukung keberlanjutan.
Kolaborasi dan Komitmen Konser Suara Asmara
Dalam hal kreasi, Andien berkolaborasi dengan seniman keberlanjutan untuk menciptakan Karya Seni Sustainable, ketika mereka membuat instalasi seni dari bahan-bahan yang berkelanjutan sebagai respons terhadap karya-karya musik Andien.
"Kami benar-benar mendukung keberlanjutan khususnya keberlanjutan dalam lingkungan kemudian dalam pemberdayaan manusianya juga," tegas Andien.
Lebih jauh, konser ini akan menerapkan perhitungan jejak karbon, yaitu dengan melakukan Carbon Offsetting terhadap daya yang dikeluarkan selama pertunjukan berlangsung.
Terakhir, konser ini juga memberikan dampak sosial nyata, sebab sebagian keuntungan dari penjualan tiket akan didonasikan untuk Sekolah Anak Percaya, yaitu sekolah gratis yang didirikan untuk anak-anak pemulung, menegaskan bahwa perayaan musik dapat beriringan dengan misi kemanusiaan. (Z-1)


















































