CEO Redea Institute Antarina S.F Amir(Dok Redea Institute)
SALAH satu komponen penting dalam keberhasilan adalah kualitas guru. Oleh karena itu, sejak tahun 1996, Redea Institute terus mengembangkan program untuk pengembangan profesional guru, administrator, dan staf, dan terus meningkatkan pengajaran dan pembelajaran dengan tujuan akhir keberhasilan siswa.
Redea Institute menyelenggarakan Konferensi Tahunan ke-15, sebagai bukti komitmen teguh untuk membina pertumbuhan profesional dan kolaborasi di antara para pendidik. Dalam upaya menjawab tantangan global yang semakin kompleks, tema yang dipilih tahun ini adalah “Menggagas Ulang Pendidikan di Era Digital”.
Acara ini terdiri dari rangkaian seminar dan lokakarya untuk guru, kepala sekolah, dan praktisi pendidikan lainnya. Konferensi ini berfungsi sebagai wadah bagi para pendidik di Indonesia dan seluruh dunia, dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini sampai dengan Sekolah Menengah Atas untuk bertukar ide dan terlibat dalam pembelajaran berkelanjutan.
Dengan tema tahun ini, Redea Institute bertujuan untuk menyoroti peran Artificial Intelligence (Kecerdasan Buatan) di ruang kelas, kesetaraan digital, pembelajaran berbasis data, model pembelajaran hibrida dan personal, suara siswa, kepemimpinan yang etis, dan kesejahteraan dalam konteks digital.
Inti dari Konferensi Internasional Redea 2025 terletak pada keyakinan bahwa transformasi pendidikan hanya dapat terwujud melalui kolaborasi lintas disiplin, lintas generasi, dan lintas batas geografis. Tahun ini, konferensi menghadirkan pembicara utama Dr. John T. Almarode, penulis buku Teacher Clarity: 4 Necessary Components for High-Impact Student Learning, Clarity for Learning, dan How Learning Works: A Playbook. Turut hadir juga para ahli pendidikan terkemuka lainnya, seperti Kenneth Shelton – pakar teknologi pendidikan dan Apple Distinguished Educator, serta Bryan Goodwin – penulis buku pendidikan sekaligus CEO McREL International.
Wawasan dan pengalaman para pembicara ini diharapkan dapat menginspirasi para peserta untuk memikirkan kembali tidak
hanya apa yang diajarkan, tetapi juga bagaimana, mengapa, dan kepada siapa kita mengajar di era digital saat ini.
“Sebagai lembaga yang berfokus pada riset dan pengembangan untuk kemajuan — kami memegang teguh satu komitmen: untuk selalu memberikan yang terbaik bagi anak-anak. Dalam mewujudkan misi tersebut, kami terus berkolaborasi dengan para pakar pendidikan ternama bertaraf internasional,” ujar Antarina S.F Amir, pendiri dan CEO Redea Institute dalam pidato pembukaan konferensi.
“Semoga acara ini menginspirasi kita semua para pendidik, untuk terus melakukan yang terbaik — untuk belajar, mengajar, dan berinovasi dengan kebijaksanaan, integritas, dan ketulusan hati.”
“Sebagai pendidik, kita harus mengakui bahwa para siswa dan rekan kerja kita kini menghadapi lingkungan yang sangat berbeda dibandingkan dengan yang pernah kita alami,” ujar Dr. John Almarode.
“Sebagus apapun teknologi generative AI berkembang, itu hanyalah alat bantu — bukan jawaban. Dari pandemi Covid-19, kita belajar satu hal penting: peran guru tidak dapat digantikan. Teknologi mungkin berubah, tetapi guru yang hebat akan selalu bertahan.”
Konferensi Internasional ini juga menampilkan Learning Heroes, yang merupakan sesi berbagi oleh para guru sekolah-sekolah jaringan Redea Institute. Guru-guru terpilih dari PAUD, SD, SMP, hingga SMA menjadi pembicara sesi masing-masing, berbagi pengalaman dalam strategi mengajar dan wawasan mereka kepada sesama pendidik. (H-2)


















































