Komet 3I/ATLAS Memancarkan Warna Hijau Zamrud Saat Mendekati Matahari

2 days ago 10
Komet 3I/ATLAS Memancarkan Warna Hijau Zamrud Saat Mendekati Matahari Komet antarbintang 3I/ATLAS terekam berubah hijau saat gerhana bulan total. Simak foto terbaru dan penjelasan ilmiahnya di sini.(Michael Jäger/Gerald Rhemann)

FOTO-foto terbaru komet 3I/ATLAS diambil saat gerhana bulan total minggu lalu. Komet “pengunjung antarbintang” ini mungkin akan berubah menjadi hijau cerah, saat mendekati tengah perjalanannya melintasi tata surya. Para ahli mengatakan bahwa perubahan warna yang mengejutkan ini, kemungkinan besar terjadi karena komet semakin dekat dengan Matahari.

3I/ATLAS adalah komet dengan lebar sekitar 11 kilometer, yang pertama kali terlihat pada awal Juli. Komet ini bergerak sangat cepat, lebih dari 210.000 km/jam, berasal dari luar orbit Jupiter menuju Bumi. Para astronom segera menyadari bahwa objek super cepat ini, bukan bagian dari tata surya kita, melainkan sedang melintas dalam perjalanan satu arah. Kemungkinan besar, komet ini berasal dari sistem bintang jauh di Bima Sakti dan bahkan mungkin lebih tua daripada tata surya kita.

Komet ini akan mendekati Mars bulan depan, sebelum mencapai titik terdekatnya dengan Matahari pada 29 Oktober. Saat semakin dekat ke Matahari, komet antarbintang ini menyerap lebih banyak radiasi. Sehingga inti komet melepaskan lebih banyak es, gas, dan debu, yang memungkinkan terbentuknya ekor komet seperti biasanya.

Pada 7 September, astrofotografer Michael Jäger dan Gerald Rhemann, mengambil foto-foto baru komet ini di langit gelap Namibia. Foto-foto tersebut diambil saat gerhana bulan total, atau “bulan darah”, ketika bulan purnama melewati bayangan tergelap Bumi, membuat langit lebih gelap dari biasanya. Hasilnya menunjukkan 3I/ATLAS dengan warna hijau zamrud yang mengejutkan. 

Citra-citra terbaru menunjukkan bahwa komet semakin dekat ke Matahari, sehingga warnanya terlihat “hijau” karena zat kimia langka baru, yang dilepaskan dari intinya, menurut Spaceweather.com. Namun, masih terlalu dini untuk memastikan hal ini, karena belum ada pengamatan dari fotografer atau observatorium lain yang mengonfirmasi perubahan tersebut.

Penyebab paling umum dari warna hijau langka ini, adalah adanya “dikarbon” di awan es dan gas yang mengelilingi komet, yang disebut koma. Molekul ini, juga dikenal sebagai karbon diatomik, terdiri dari dua atom karbon yang saling terikat. Biasanya, karbon ditemukan sebagai atom tunggal yang terpisah atau dalam bentuk struktur besar, seperti berlian.

Sejauh ini, pengamatan spektroskopi 3I/ATLAS belum menemukan dikarbon di koma komet. Namun, molekul tersebut mungkin masih tersembunyi di bawah lapisan es yang mulai mencair, karena radiasi Matahari. Cahaya hijau itu juga bisa berasal dari campuran gas atau debu lain, yang menghasilkan warna mirip komet klasik namun dengan komposisi kimia yang tidak biasa.

Sayangnya, komet ini akan segera menghilang dari pandangan ketika melewati sisi Matahari, yang berlawanan dari Bumi. Komet tersebut akan terlihat lagi beberapa bulan kemudian, tepat sebelum mencapai titik terdekatnya dengan Bumi pada bulan Desember, saat jaraknya sekitar 700 kali lebih jauh daripada jarak Bulan. (Live Science/Z-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |