Kemajuan suatu daerah tidak selalu bergantung pada inisiatif resmi. Kolaborasi dan gerakan masyarakat yang saling mendukung adalah pendorong utama perubahan.(Dok. Istimewa)
PEMERHATI perempuan dan anak, Engelin Yolanda Kardinal, menegaskan bahwa kemajuan suatu daerah tidak selalu bergantung pada inisiatif resmi. Menurutnya, kolaborasi dan gerakan masyarakat yang saling mendukung adalah pendorong utama perubahan.
Didorong oleh keyakinan ini, Engelin memulai program inisiasi kemandirian perempuan dan anak muda di Pulau Doom, Papua Barat Daya, dengan fokus pada pendidikan dan pelatihan keterampilan. Program ini memiliki tiga pilar utama: peningkatan akses pendidikan, pengembangan keterampilan, dan penguatan kemandirian ekonomi masyarakat.
"Saya kira membangun kemandirian ini termasuk di dalamnya adalah berkolaborasi dan bergerak bersama serta saling mendukung, tanpa harus menunggu program dari pemerintah terlebih dahulu," ujar Engelin dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa (4/11/2025).
Program yang diinisiasi Engelin memiliki tiga pilar utama, mulai dari meningkatkan akses pendidikan, menyediakan pelatihan keterampilan, hingga mendorong kemandirian ekonomi masyarakat.
Di sektor pendidikan, Engelin secara spesifik memulai langkahnya dengan mendirikan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). PAUD tersebut didukung oleh fasilitas belajar yang memadai serta tenaga pengajar profesional.
Selain itu, untuk anak-anak dan remaja, Engelin merintis program pelatihan komputer dan bahasa Inggris. Uniknya, program ini memberdayakan pemuda lokal sebagai pengajar, dengan harapan peserta didik yang telah mahir dapat menularkan kembali keterampilan tersebut kepada generasi muda selanjutnya.
"Di Pulau Doom sendiri terdapat sebanyak 1.700 anak yang kini telah mendapatkan pembinaan melalui berbagai kegiatan pendidikan," ujar Engelin.
Engelin menegaskan, program pendidikan ini adalah hak dasar masyarakat. "Pendidikan itu hak dasar anak bangsa tanpa ada pembedaan latar belakang apapun. Hak itulah yang ingin saya hadirkan di sini, khususnya bagi anak-anak di Pulau Doom ini," jelasnya.
Untuk pengembangan keterampilan, Engelin mendorong pemberdayaan perempuan melalui pertanian modern. Bersama kelompok ibu-ibu, guru sekolah minggu, dan pengasuh PAUD, ia membangun greenhouse dengan sistem hidroponik.
"Program ini tidak hanya meningkatkan keterampilan bertani secara modern, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat," tegas Engelin. Hasil panen hidroponik telah dipasarkan ke hotel dan restoran di Kota Sorong, dan ke depan rencananya akan diperluas hingga ke kapal-kapal phinisi yang melayani wisatawan di Raja Ampat.
“Mama-mama Pulau Doom sudah membuktikan bahwa mereka bisa. Dengan hidroponik, hasilnya nyata dan bisa menambah penghasilan keluarga,” ungkap Engelin dengan bangga.
Sementara itu, untuk kemandirian ekonomi masyarakat, Engelin menggagas kerja sama dengan Polri untuk mengadakan pelatihan diving bagi anak muda Pulau Doom. "Program ini diharapkan dapat membuka lapangan kerja baru di bidang pariwisata bahari, yang merupakan potensi besar di wilayah Papua Barat Daya," tutupnya. (I-1)


















































