Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI/NOC Indonesia) Raja Sapta Oktohari (tengah) dalam kongres tahunan yang berlangsung di Kigali, Rwanda, Kamis (25/9/2025).(Dok. KOI)
KETUA Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari menegaskan adanya konsekuensi tegas bagi atlet bulu tangkis yang terbukti terlibat dalam praktik pengaturan skor.
"Kami akan duduk bersama dengan PBSI dan akan menentukan sikap bersama. Apabila memang terjadi pelanggaran tentunya akan ada sanksi," ujar Raja Sapta Oktohari di Jakarta, Kamis (2/10).
Pernyataan tersebut disampaikan menyusul merebaknya dugaan pengaturan skor yang menyeret tujuh atlet bulu tangkis Indonesia.
"Kami mengambil langkah-langkah terkait match fixing yang dituduhkan. Kami masih berprasangka karena belum tahu itu dasarnya apa," katanya.
Ia menambahkan, bentuk sanksi baru akan ditentukan setelah koordinasi dengan Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI).
Sebelumnya, Ketua PB Djarum, Yoppy Rosimin, mengakui pihaknya telah mendengar kabar mengenai dugaan keterlibatan sejumlah atlet dalam praktik tersebut. Namun, ia menegaskan tidak mengetahui secara rinci identitas maupun kebenaran kabar tersebut.
"Aku ora ngerti (Saya nggak tahu) persisnya karana itu urusan di PBSI. Saya detailnya tidak tahu persis sampai di mana, tetapi saya mendengar ada yang seperti itu, tetapi si A atau si B saya tidak tahu," ucap Yoppy.
Laporan investigasi Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) menyebut praktik pengaturan skor itu dilakukan demi kepentingan perjudian. Bahkan, ada atlet yang disebut memasang taruhan atas nama dirinya maupun rekannya, dengan pertandingan yang sudah dikondisikan. (Ndf/I-1)


















































