4 weeks ago
22
Patrick Kluivert (kiri).(ANTARA/HAFIDZ MUBARAK A)
PELATIH timnas Indonesia, Patrick Kluivert, menegaskan target tinggi bagi skuad Garuda pada putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Ia ingin timnya tampil sempurna di setiap aspek permainan agar bisa merebut tiket otomatis menuju putaran final yang akan berlangsung di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.
Indonesia dijadwalkan melakoni dua laga penting pekan ini di Stadion King Abdullah Sport City, Jeddah.
Skuad Garuda akan lebih dulu menghadapi tuan rumah Arab Saudi pada Kamis (9/10) pukul 00.15 WIB, lalu bertemu Irak pada Minggu (12/10) pukul 02.30 WIB.
“Anda mempersiapkan mereka, tapi hari itu sendiri, eksekusinya harus bagus, bola mati, penguasaan bola, kehilangan bola, semuanya harus sempurna, karena kita tinggal 180 menit lagi menuju Piala Dunia. Jadi tujuan kita adalah melakukan yang terbaik dan lolos,” kata Kluivert, Selasa (7/10).
Pada dua laga tersebut, timnas Indonesia membawa 29 pemain, termasuk empat penjaga gawang dan 25 pemain lapangan. Dari daftar yang dirilis, hanya Emil Audero yang dipastikan absen karena cedera.
Cedera itu dialami Emil saat membela klubnya, Cremonese, dalam laga lanjutan Serie B Italia melawan Como pada akhir September lalu. Untuk mengantisipasi absennya Emil, Kluivert memanggil dua kiper tambahan: Nadeo Argawinata (Borneo FC) dan Reza Arya Pratama (PSM Makassar).
“Kami punya Ernando (Ari Sutaryadi), jadi (posisi kiper) terlindungi dengan baik. Tentu saja, kita kehilangan ketika tahu bahwa Emil (Audero Mulyadi) mengalami robekan kecil di bagian betisnya,” ujar Kluivert.
Babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 ini menjadi penentuan besar bagi Indonesia. Hanya dua tim teratas di setiap grup yang akan langsung lolos ke putaran final, sementara tim peringkat ketiga akan tersingkir, dan peringkat kedua melaju ke putaran kelima untuk memperebutkan slot tambahan.
Dengan peluang yang sangat tipis, Kluivert menekankan pentingnya fokus penuh dan disiplin taktik di dua laga terakhir. Setiap kesalahan kecil, katanya, bisa menjadi pembeda antara mimpi dan kegagalan menuju sejarah baru bagi sepak bola Indonesia. (Ant/I-3)
