Ilustrasi(freepik)
SETELAH minum kopi dan akhirnya pergi ke toilet, banyak orang merasakan sensasi lega dan nyaman setelah buang air besar. Namun, mengapa hal itu terasa begitu memuaskan?
Menurut Dr. Hannibal Person, dokter gastroenterologi anak di Seattle Children's Hospital, rasa lega itu melibatkan berbagai faktor fisik, perilaku, dan psikologis. “Untuk sesuatu yang dilakukan manusia setiap hari, kita sebenarnya masih belum sepenuhnya memahami bagaimana buang air besar bekerja dan mengapa bisa menimbulkan rasa lega,” ujarnya kepada Live Science.
Peregangan Dinding Usus
Secara fisiologis, ketika usus terisi penuh, ujung-ujung saraf akan mengirimkan sinyal rasa tidak nyaman ke otak akibat peregangan dinding usus. Proses ini memicu otot sfingter dalam anus terbuka secara otomatis. Namun, manusia bisa menahannya berkat otot sfingter luar.
“Kita bisa menahan buang air besar dengan mengencangkan anus, menguatkan otot dasar panggul, bahkan menegangkan otot hamstring,” kata Dr. Person. “Namun tekanan itu membuat kita tahu sudah waktunya pergi ke toilet.”
Ketika tinja akhirnya dikeluarkan, tekanan di dalam usus berkurang sehingga tubuh merasakan kelegaan. Hal ini juga terbukti lewat studi MRI otak, ujar Dr. Lucinda Harris, spesialis motilitas dan gastroenterologi di Mayo Clinic Alix School of Medicine di Arizona.
“Ketika peregangan di usus berkurang, area otak seperti anterior cingulate gyrus dan insula menunjukkan respons seperti saat menerima hadiah,” jelas Dr. Harris. Kedua area ini berperan dalam memproses rasa sakit dan kelegaan setelahnya.
Saraf Vagus
Selain itu, usus juga berkomunikasi dengan otak melalui saraf vagus, salah satu saraf kranial utama. Saat seseorang buang air besar, saraf ini terstimulasi dan dapat menurunkan tekanan darah serta detak jantung, menciptakan efek relaksasi.
“Pengurangan tekanan dan rasa tidak nyaman ini memperkuat perilaku positif tubuh,” tambah Dr. Person. Dengan kata lain, rasa lega setelah buang air besar bukan hanya hasil dari tubuh yang ‘kosong’, tetapi juga respon alami otak dan sistem saraf yang merayakan kelegaan tersebut.
Buang air besar memberikan rasa lega karena kombinasi antara pelepasan tekanan fisik, aktivasi saraf vagus, dan respons “hadiah” dari otak. Jadi, sensasi nyaman setelah dari toilet ternyata adalah hasil kerja sama kompleks antara tubuh dan pikiran. (Live Science/Z-2)


















































