
DIREKTORAT Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah (Ditjen PAUD Dikdasmen), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menggandeng 76 mitra strategis untuk memperkuat fondasi pendidikan di Indonesia, khususnya pada jenjang PAUD.
Direktur Jenderal PAUD Dikdasmen, Gogot Suharwoto, menegaskan bahwa kemitraan ini merupakan perwujudan dari strategi 'Partisipasi Semesta'.
"Kami menyadari bahwa dukungan semua pihak sangat diperlukan untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia. Dalam mewujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua, jenjang PAUD menjadi fondasi penting untuk mengantarkan generasi emas Indonesia,” kata Gogot dalam keterangannya, Kamis (4/9).
Sejak Januari 2025, proses asistensi telah dilakukan untuk menyamakan persepsi dan menyelaraskan program prioritas Kemendikdasmen dengan rencana kerja para mitra. Hingga saat ini, ke-76 mitra telah merumuskan rencana kolaborasi mereka untuk mendukung peningkatan akses, mutu, penguatan pendidikan karakter, dan tata kelola PAUD.
Ia menjelaskan, dari total 76 mitra yang terlibat, 32 di antaranya berasal dari organisasi mitra, 31 dari dunia industri, dunia usaha, LSM, dan organisasi internasional, 10 dari komunitas, serta 5 dari perguruan tinggi.
Bentuk kemitraan yang dijalin bervariasi, meliputi peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM), advokasi pemerintah daerah dan masyarakat, bantuan sarana dan prasarana (Sarpras), publikasi dan komunikasi, dan kajian/riset implementasi program prioritas.
"Kami berharap sinergi ini dapat mempererat hubungan antara pemerintah dan masyarakat, demi terwujudnya Pendidikan Bermutu untuk Semua," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Nia Nurhasanah, mengajak seluruh pihak mulai dari pemerintah, dunia usaha, hingga masyarakat untuk berkolaborasi dalam mewujudkan PAUD yang berkualitas bagi semua.
Nia juga menyoroti berbagai tantangan yang dihadapi PAUD di Indonesia saat ini. Ia menyebutkan angka partisipasi PAUD usia 5-6 tahun masih berada di angka 74,15 persen. Tantangan lainnya adalah akreditasi, di mana 54,87 persen satuan PAUD yang telah terakreditasi minimal B.
"Tantangan-tantangan ini bukan hambatan, melainkan pemicu semangat bagi kita semua untuk terus bergerak. Dengan menguatkan langkah bersama, satu per satu tantangan ini dapat kita atasi," ucapnya.
Ia menegaskan pentingnya PAUD sebagai fondasi pendidikan yang krusial. Merujuk pada data dari UNICEF, anak-anak yang mengikuti PAUD cenderung memiliki kompetensi literasi dan numerasi yang lebih tinggi, serta lebih siap menghadapi masa depan.
"PAUD hadir untuk mendukung orang tua dalam memberikan stimulasi optimal selama masa emas pertumbuhan otak anak. Kita perlu ingat, bermain adalah cara anak usia dini belajar," tuturnya. (H-2)