
KEMENTERIAN Agama RI meluncurkan tiga program strategis pemberdayaan ekonomi umat, yakni Kampung Zakat, Pemberdayaan Ekonomi Umat Berbasis KUA, serta Inkubasi Wakaf Produktif 2025.
Kick Off program berlangsung di Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, Rabu (10/9), dengan fokus mendampingi 15 pelaku UMKM dan 10 kelompok budidaya ikan setempat.
Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kemenag, Waryono, menjelaskan bahwa program ini merupakan ikhtiar kolektif untuk mengangkat kesejahteraan masyarakat melalui transformasi mustahik menjadi muzaki.
“Target kami, dalam tiga tahun ke depan mustahik yang hari ini menerima manfaat bisa bertransformasi menjadi muzaki. Dari kurang berdaya menjadi berdaya, dari penerima zakat menjadi pembayar zakat,” tegasnya.
Menurut Waryono, tantangan kemiskinan nasional yang masih menyisakan 23 juta jiwa menuntut adanya distribusi zakat dan wakaf yang lebih tepat sasaran. Ia menegaskan, hal itu sejalan dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 8 Tahun 2025 mengenai pemanfaatan data tunggal sosial ekonomi nasional.
“Presiden menginstruksikan agar zakat dan wakaf berbasis data tunggal, sehingga program ini betul-betul menyentuh masyarakat yang membutuhkan,” jelasnya.
Waryono menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor. Potensi lokal Pulau Tidung, seperti ikan kerapu cantang, menurutnya bisa didorong menjadi komoditas ekspor dengan dukungan teknologi dan industri pengolahan.
“Jika diberi nilai tambah, masyarakat bukan hanya sejahtera, tetapi juga mandiri,” ujarnya.
Selain Kampung Zakat, Kemenag juga memperkuat pemberdayaan berbasis KUA. Waryono menyebut, KUA menjadi pintu masuk strategis karena bersentuhan langsung dengan masyarakat dalam pembinaan keluarga.
“Kalau keluarga sejak awal ekonominya kuat, insyaallah masjid juga akan makmur dengan jamaah. Ekonomi keluarga dan ibadah berjamaah adalah dua sisi yang saling menguatkan,” ungkapnya.
Dalam konteks wakaf, ia menyoroti luasnya aset tanah wakaf di Indonesia, namun baru sembilan persen yang produktif. Karena itu, Kemenag mendorong program Kota Wakaf dan Inkubasi Wakaf Produktif sebagai solusi.
“Kita diberi karunia tanah yang luas, tapi sering terkendala teknologi, modal, dan pengetahuan. Melalui program ini, kami ingin mengubah aset wakaf menjadi lebih produktif,” paparnya.
Apresiasi terhadap langkah Kemenag datang dari Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Kepulauan Seribu, Purnomo, yang mewakili bupati. Ia menilai pemilihan Pulau Tidung sebagai lokasi peluncuran sangat tepat karena wilayah ini merupakan pusat aktivitas sosial, ekonomi, dan wisata di Kepulauan Seribu.
“Program ini menjadi langkah nyata dalam memperkuat pemberdayaan masyarakat kepulauan yang menghadapi keterbatasan akses dan sarana. Pemkab siap mengawal penuh pelaksanaan, mulai dari pendampingan UMKM, penguatan kelompok nelayan, hingga dukungan infrastruktur,” kata Purnomo.
Kegiatan ini terselenggara melalui sinergi Kemenag dengan lembaga zakat, wakaf, dan filantropi, antara lain BWI, Darunnajah, Rumah Zakat, BAZNAS, Bazis DKI Jakarta, UPZ SPBU, PYI, Yayasan Mandiri, dan IZI, serta Pemerintah Daerah Kepulauan Seribu.
Kolaborasi ini difokuskan pada pendampingan UMKM, penguatan budidaya ikan, serta pengembangan kapasitas masyarakat agar manfaat dana zakat dan wakaf semakin optimal bagi kesejahteraan lokal. (Z-1)