Ilustrasi(Dok Kemenag)
KEMENTERIAN Agama (Kemenag) membina remaja masjid melalui kegiatan Silaturahmi Nasional (Silatnas) Aktivis Remaja Masjid Indonesia (ARMI) 2025. Kegiatan yang diikuti 70 peserta dari berbagai provinsi ini merupakan upaya membentuk generasi muda masjid yang tangguh, disiplin, berilmu, dan berdaya guna bagi masyarakat.
Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, Abu Rokhmad mengatakan, remaja masjid harus menjadi garda terdepan dalam membangun peradaban umat dan bangsa.
"Aktivis remaja masjid itu harus gagah, tapi kegagahannya bukan hanya fisik, melainkan gagah dengan ilmu dan akhlak," kata Abu dalam keterangannya, Senin (3/11).
Menurutnya, masjid sejak masa Rasulullah telah menjadi pusat peradaban yang melahirkan generasi unggul, sebagaimana yang dilakukan para sahabat muda di Suffah, teras Masjid Nabawi, yang menghabiskan waktunya untuk belajar dan mengabdi.
"Ahli Suffah adalah universitas pertama dalam Islam. Dari masjidlah lahir pemimpin, ulama, dan panglima seperti Usamah bin Zaid, panglima militer termuda pada masa Nabi," jelasnya.
Abu menekankan, pembinaan remaja masjid tidak cukup hanya dengan kegiatan ritual, melainkan harus disertai dengan penanaman nilai-nilai ilmu, disiplin, dan karya nyata. Ia mengingatkan, masa muda adalah masa dengan energi penuh yang harus diarahkan pada aktivitas positif.
"Bahaya kalau anak muda tidak punya aktivitas. Energi yang besar harus disalurkan dalam karya yang bermanfaat bagi masyarakat," ucapnya.
Lebih lanjut, Abu berpesan agar remaja masjid terus belajar dan berkontribusi di bidang apa pun yang membawa manfaat bagi umat.
"Belajarlah ilmu agama dan ilmu umum. Semua ilmu yang bermanfaat harus dikuasai agar kalian menjadi generasi yang tidak hanya beriman, tetapi juga berdaya dan berdampak," tuturnya.
Sementara itu, Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah, Arsad Hidayat menyebut, Silatnas ARMI menjadi forum strategis untuk memperkuat peran generasi muda dalam pembangunan bangsa.
Menurutnya, para remaja masjid yang hadir umumnya berasal dari generasi Z, generasi yang disebut sebagai game changer karena memiliki potensi besar untuk membawa perubahan dan kemajuan Indonesia ke depan.
"Bonus demografi kita hari ini sebagian besar adalah generasi aktif, termasuk Gen Z. Maka, maju atau tidaknya Indonesia ke depan ada di tangan adik-adik semua," ujarnya.
Arsad pun mendorong peserta untuk memanfaatkan forum silaturahmi ini sebagai ajang saling mengenal, berbagi inspirasi, dan membangun jejaring nasional antarremaja masjid. Ia berharap muncul berbagai kisah sukses yang bisa menjadi inspirasi bersama, serta tumbuhnya semangat berkompetisi dalam kebaikan.
"Remaja hari ini adalah calon pemimpin masa depan. Saya optimis, dengan semangat dan jejaring yang kuat, generasi masjid akan menjadi pilar penting menuju Indonesia Emas 2045," pungkasnya. (H-2)


















































