BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta para wali santri yang menjadi korban ambruknya musala Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur untuk pindah ke Posko Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim. Hal itu dikarenakan korban yang berhasil dievakuasi langsung dibawa ke RS Bhayangkara Polda Jatim untuk proses identifikasi.
Hingga hari ke-6 tragedi ambruknya musala Ponpes Al Khoziny Buduran Sidoarjo, para wali santri masih menunggu di Posko Informasi di Kampus Dua Al Khoziny. Mereka sudah bertahan sejak peristiwa ambruknya ponpes, pada Senin lalu (29/9), bertahan di sana, untuk menunggu proses evakuasi oleh tim SAR gabungan.
Jumlah Korban Ponpes Al Khoziny
Hingga Sabtu (4/10), total korban peristiwa ponpes ambruk tersebut sudah mencapai 118 orang, dan 14 orang diantaranya meninggal dunia. Saat ini masih diperkirakan 49 korban, tertimbun reruntuhan.
Pihak BNPB meminta para wali santri agar pindah dari posko informasi di kawasan pesantren, menuju di Posko RS Bhayangkara Polda Jatim. BNPB menyebut bahwa tersedia tempat yang lebih representative di RS Bhayangkara, dibandingkan posko informasi di kawasan pesantren.
Selain itu korban yang saat ini dalam pencarian, langsung dibawa ke RS Bhayangkara Polda Jatim di Surabaya. "Jika jenazah ditemukan, tidak langsung dibawa ke keluarga, melainkan ke RS Bhayangkara, di sana disediakan posko yang lebih representatif," kata Kepala BNPB Letjen Suharyanto, Sabtu (4/10). Ia juga meminta agar wali santri yang menunggu adalah keluarga inti saja. (M-1)


















































