Keluarga Diplomat Kemlu Arya Daru Ajukan Perlindungan ke LPSK untuk Ungkap Fakta

2 hours ago 1
Keluarga Diplomat Kemlu Arya Daru Ajukan Perlindungan ke LPSK untuk Ungkap Fakta Ilustrasi(Dok.MI)

Keluarga Diplomat Ahli Muda Direktorat Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan mengajukan perlindungan ke Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK). Surat permohonan perlindungan diberikan ke LPSK pada akhir Agustus 2025.

"Iya, perlindungan dari keluarga ADP terkait dengan kebutuhan pengungkapan kematian almarhum," kata Wakil Ketua LPSK, Susilaningtias kepada Metrotvnews.com, hari ini.

Susi mengatakan keluarga membutuhkan perlindungan dari LPSK untuk penguatan bagi keluarga dan kuasa hukumnya. Terlebih, ada kejanggalan-kejanggalan ditemukan usai kematian korban.

"Keluarga sampaikan juga ada kejanggalan-kejanggalan mengenai ada pihak-puhak yang mengirimkan pesan melalui simbol-simbol yang tidak umum atau tidak dapat dipahami serta makam alm. yang diganti bunganya," ungkap Susi.

Namun, LPSK belum memutuskan akan memberikan perlindungan kepada keluarga Arya Daru. Sebab, masih melakukan pengkajian dan telaah permohonan. "Nanti diinfo kalau sudah ada keputusan," ujar Susi.

Setelah hampir dua bulan, ayah kandung Arya Daru Pangayunan, Subaryono, akhirnya buka suara perihal kematian putra semata wayangnya. Subaryono meyakini anaknya meninggal bukan karena bunuh diri, melainkan dibunuh. Pihak keluarga pun mengungkapkan beberapa kejanggalan atas kematian anaknya.

Subaryono mengungkap, alasan keluarga selama ini belum bersuara adalah karena kondisi psikis yang terpukul serta mempertimbangkan faktor kesehatan ibu Daru pasca-operasi. "Kami betul-betul menangis, goncang, di mana kami terpuruk di situ," ujar Subaryono beberapa waktu lalu.

Dalam konferensi persnya, kuasa hukum keluarga mengungkap sejumlah kejanggalan. Istri Daru, Meta Ayu Puspitantri ternyata sempat menelepon Polsek Menteng sebanyak tujuh kali setelah ponsel suaminya tidak dapat dihubungi pada 7 Juli lalu, tapi tidak ada respons. Pihak keluarga juga meyakini Arya Daru tidak memiliki masalah mental.

"Almarhum selalu mengontak ibunya di manapun ia berada untuk berkonsultasi dan meminta nasihat," ujar kuasa hukum keluarga Arya Daru, Nicholay Aprilindo.

Kejanggalan terakhir adalah ditemukannya aktivitas di akun media sosial Instagram dan WhatsApp milik Daru setelah ia meninggal dunia. Padahal, polisi menyatakan ponselnya hingga kini belum ditemukan.

"Salah satu fakta lainnya adalah, istri almarhum mencoba lagi mengirimkan pesan singkat lewat WhatsApp dan itu centang dua," tambah Nicholay.

Arya Daru ditemukan tewas di kamar indekosnya, Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat pada Selasa pagi, 8 Juli 2025. Saat ditemukan, wajah hingga kepala dalam kondisi terlilit lakban berwarna kuning.

Setelah serangkaian penyelidikan dua pekan lebih, Polda Metro menyimpulkan bahwa tidak ditemukan adanya keterlibatan pihak lain dalam meninggalnya Daru. (Yon/P-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |