
PEROMBAKAN kabinet terbaru Presiden Prabowo Subianto masih menyisakan tanda tanya besar. Dua kursi strategis, yakni Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) serta Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Menko Polkam), hingga kini belum benar-benar diisi.
Pengamat politik dari Citra Institute Efriza menilai kekosongan itu bukan semata faktor teknis, melainkan bagian dari kalkulasi politik. "Presiden Prabowo sepertinya masih melakukan kalkulasi politik yang tepat atas calon dan perimbangan pembagian jatah kursi-kursi partai politik," ujarnya saat dihubungi, Rabu (10/9).
Menurutnya, penunjukan Menteri Pertahanan sebagai Menko Polkam ad interim juga mengandung makna lebih dalam. Bukan hanya soal meredam situasi pascakericuhan, tetapi sekaligus bentuk evaluasi terhadap kinerja Menko Polkam sebelumnya yang dinilai kurang optimal. Meski begitu, Efriza menilai terlalu lama membiarkan posisi Menko Polhukam kosong justru berisiko. Apalagi publik saat ini tengah menuntut komitmen TNI untuk kembali ke barak dan tidak masuk ruang sipil di tengah krisis demokrasi.
"Situasi ini dapat melemah jika kedua kementerian masih dipegang oleh satu orang yakni Menhan meski ad interim," jelasnya.
Ia juga mengingatkan, kondisi kabinet dengan kursi kosong membuat publik menilai reshuffle kali ini kurang matang. Hal itu diperkuat dengan keberadaan sejumlah menteri yang terseret kontroversi tetapi tetap dipertahankan.
"Publik juga bisa menilai perombakan kabinet kedua ini belum direncanakan dengan matang, dengan kondisi kekosongan ini," ungkap Efriza.
Ia mencontohkan, beberapa nama seperti Menteri Kehutanan Raja Juli dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian tetap dipertahankan meski menuai kritik. Efriza menilai langkah reshuffle lebih kental dengan nuansa konsolidasi politik ketimbang evaluasi kinerja. Akibatnya, efektivitas pemerintahan sedikit tertunda.
"Kuat persepsi publik ini lebih kepada upaya konsolidasi politik di lingkar kekuasaan yang masih berproses, meski dampaknya beberapa hari ini adalah efektivitas pemerintahan sedikit tertunda akibat dua kursi menteri yang belum terisi," pungkas dia.(M-2)