Kawasan Salt Triangle Bipolo-Sabu-Rote Perlu Dikembangkan Sebagai Lumbung Garam Nasional

1 month ago 28
Kawasan Salt Triangle Bipolo-Sabu-Rote Perlu Dikembangkan Sebagai Lumbung Garam Nasional Ilustrasi(ANTARA/Kornelis Kaha)

NUSA Tenggara Timur (NTT) menyimpan potensi besar sebagai penghasil garam nasional. Kualitas bahan baku yang tinggi, didukung iklim panas dan kadar salinitas optimal, menjadikan garam NTT disebut sebagai salah satu yang terbaik di dunia.

Direktur Eksekutif Indonesia Maritime Institute (IMI) Y Paonganan yang akrab disapa Ongen menyarankan pemerintah menetapkan kawasan Salt Triangle yang meliputi Bipolo (Kupang), Sabu, dan Rote Ndao sebagai kawasan ekonomi khusus untuk industri garam.

“Tiga kawasan ini memiliki kriteria sangat potensial untuk pencapaian swasembada garam nasional pada 2027,” kata Ongen dalam keterangannya, Jumat (26/9).

Menurutnya, bila memenuhi syarat, kawasan Salt Triangle ini bahkan bisa ditingkatkan statusnya menjadi free trade zone (zona perdagangan bebas) berbasis industri garam dan sektor maritim lainnya. “Selain garam, industri maritim lain seperti perikanan, pariwisata bahari, hingga industri perkapalan juga bisa dikembangkan di kawasan tersebut,” tambah Ongen.

Ongen menambahkan NTT memiliki iklim sangat ideal untuk mengembangkan potensi garam. Menurutnya, karakteristik cuaca panas dengan intensitas sinar matahari tinggi, mirip dengan kawasan produsen garam premium di Australia.

“Itu artinya tiga kawasan itu memiliki potensi, sehingga pemerintah bisa segera menetapkan sebagai kawasan ekonomi khusus,” tegas Ongen.

Meski peluangnya besar, Ongen melihat sejumlah tantangan juga mengemuka, mulai dari infrastruktur jalan, listrik, dan pelabuhan, hingga persoalan sosial seperti kepemilikan lahan dan partisipasi masyarakat lokal.

“Selain itu, peningkatan kualitas produksi dan sertifikasi mutu garam menjadi kunci agar produk NTT mampu bersaing di pasar domestik dan ekspor,” tegasnya.

Ongen menekankan perlunya sinergi antara pemerintah pusat, daerah, investor, dan masyarakat lokal. Dengan demikian, manfaat pembangunan tidak hanya dinikmati korporasi besar, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi masyarakat pesisir di NTT.

“Dengan pengelolaan yang tepat, kawasan Salt Triangle Bipolo-Sabu-Rote berpeluang menjadi ikon baru industri garam nasional dan pintu masuk pengembangan sektor maritim lainnya. Langkah ini sekaligus mendukung target pemerintah mencapai swasembada garam pada 2027,” tutup Doktor Ilmu Kelautan IPB tersebut.(H-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |