
KAWASAN Produksi Widuri Pegandon Desa Wonosari, Kecamatan Pengadon, Kabupaten Kendal menjadi daerah percontohan program Aktivasi 1.001 Titik Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Kawasan. Kawasan ini menjadi salah satu titik pengembangan ekonomi desa berbasis potensi kearifan lokal.
Program tersebut digagas oleh Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat dengan menggandeng lembaga lintas sektor, seperti pemerintah daerah, lembaga pemberdayaan masyarakat, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), lembaga filantropi, yayasan pondok pesantren, perusahaan swasta, dan lainnya.
Di lapangan, program di kawasan tersebut dimotori oleh Yayasan Pondok Pesantren Al Muchsin, Perkumpulan Widuri, dan Yayasan Rumah Suluk Arthatantra.
Melalui program tersebut, terdapat pemberdayaan masyarakat melalui olah perkebunan, pertanian, hingga peternakan yang sirkular. Hasilnya juga terkoneksi langsung dengan dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Makan Bergizi Gratis (MBG).
Selain itu juga terus diusahakan terkoneksi dengan ritel-ritel sebagai rantai pasar.
Setidaknya ada delapan program prioritas kawasan tersebut, di antaranya sentra melon premium, kebun petik kelengkeng, penggemukan domba/kambing, ternak ayam petelur rumahan, pertanian jagung.
Kemudian pengelolaan sampah rumah tangga, dana abadi komunitas, kios grosir bahan pokok, dan 1 keluarga 1 sarjana.
Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar mengatakan, setiap program yang digarap akan bisa sukses bila dibangun dengan ekosistem yang baik.
Kolaborasi produktif ini harus terus dilakukan dari hulu ke hilir, supaya menghasilkan produk ekonomi yang berkelanjutan.
"Program percontohan ini merupakan pematangan dari seluruh rangkaian yang dilakukan oleh pemerintah maupun non-pemerintah. Inilah yang akan menjadi harapan kita, mendorong ekosistem itu tumbuh dan berkembang di masyarakat desa kita," kata Menko Muhaimin saat meresmikan itu, Rabu (17/9).
Dia juga berharap, Kawasan Produksi Widuri di Kendal ini bisa direplikasi di daerah-daerah lain.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno mengatakan, program itu selaras dengan program Pemprov Jateng yang sedang menumbuhkan ekonomi berbasis kawasan atau aglomerasi wilayah.
"Jadi ini tidak berdiri sendiri, saling dukung, dan saling memberi kesempatan. Tentu saja akan menjadi kekuatan yang lebih, untuk meningkatkan derajat kesejahteraan masyarakat Jawa Tengah," katanya.(HT).