Kasus Anak Cacingan Terjadi Lagi, Kali Ini pada Kakak Beradik di Bengkulu

2 hours ago 1
Kasus Anak Cacingan Terjadi Lagi, Kali Ini pada Kakak Beradik di Bengkulu Ilustrasi(Antara)

Kasus anak mengalami cacingan kembali terjadi. Kali kasus ditemukan pada kakak beradik yakni Aprilia yang berusia 4 tahun dan Khaira Nur Sabrina 1,8 tahun. Keduanya berasal dari Desa Sungai Petai, Talo Kecil, Seluma, Bengkulu.

Dinas kesehatan setempat menyebut cacing gelang keluar dari mulut dan hidung Khaira. Orangtuanya pun panik dan langsung membawanya ke RSUD Tais pada Minggu, 14 September 2025 sekitar pukul 18.00 WIB. Disebutkan pula bahwa rumah sakit yang awal merawatnya ternyata tidak dapat melakukan operasi/pembedahan untuk kasus cacingan ini. Keduanya harus dirujuk ke rumah sakit lainnya.

Direktur Pascasarjana Universitas YARSI Tjandra Yoga Aditama menyebut setidaknya ada tiga masalah yang ada. Pertama ada lagi kasus penyakit cacingan pada anak Indonesia, dan bukan tidak mungkin ada juga di berbagai daerah lain.

"Cacingan ini tergolong penyakit tropik terabaikan, jadi kita yang abai," kata Tjandra, Rabu (17/9).

Poin kedua yakni kasus ini juga berhubungan dengan kekurangan gizi pada anak karena berat Khaira hanya 8 kg. Artinya masalah gizi memang ada ditengah anak-anak di sekitar kita. Poin ketiga yakni pelayanan rumah sakit dalam hal kemampuan melakukan operasi atau pembedahan untuk cacing di perut.

"Artinya diperlukannya penguatan kemampuan pelayanan kesehatan rumah sakit untuk masalah kesehatan seperti kecacingan ini," ujar dia.

Sementara itu kakak dari Khaira berusia 4 tahun juga mengalami kondisi serupa di mana ada gumpalan cacing di perutnya dan saat itu juga dirawat di rumah sakit untuk menjalani operasi.

Dinas Kesehatan Kabupaten Seluma langsung turun tangan menanggapi kasus ini. Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit atau P2P Dinas Kesehatan Seluma Mazda menyatakan bahwa ini adalah kasus perdana yang terjadi di wilayah mereka. Mereka akan melakukan investigasi ke lapangan untuk memeriksa apakah di kediamannya memelihara hewan ternak.

Orangtua balita mengakui bahwa di rumah mereka itu memang terdapat ternak ayam kampung yang dipelihara sendiri. Sementara menurut pihak RSUD bahwa kuku tangan pasien ini penuh dengan tanah. (E-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |