
KASUS Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) di Kota Batam terus menunjukkan tren peningkatan. Dinas Kesehatan (Dinkes) Batam mencatat sebanyak 105 kasus sepanjang Januari hingga Agustus 2025.
Dari data tersebut, kelompok usia produktif masih menjadi yang paling banyak terdampak. Usia 25–49 tahun mendominasi dengan 68 kasus atau 65 persen dari total. Kemudian, kelompok usia 20–24 tahun tercatat 17 kasus (16 persen), disusul usia di atas 50 tahun dengan 16 kasus (15 persen).
Tak hanya itu, kasus juga ditemukan pada remaja. Tercatat 3 kasus pada kelompok usia 15–19 tahun (3 persen) dan 1 kasus pada anak usia 5–14 tahun (1 persen). Sementara pada balita di bawah 4 tahun, tidak ditemukan kasus.
Kepala Dinkes Batam, Didi Kusmarjadi, mengatakan temuan ini harus menjadi perhatian bersama. “Usia produktif merupakan kelompok yang aktif secara sosial dan ekonomi. Karena itu, mereka perlu mendapat pemahaman yang benar mengenai pencegahan HIV/AIDS,” katanya, Jumat (12/9).
Menurut ia, Dinkes bersama instansi terkait terus mengintensifkan edukasi dan sosialisasi di berbagai lapisan masyarakat. Program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) juga terus digencarkan untuk mendorong pola hidup sehat serta mengurangi perilaku berisiko.
Ia menambahkan, dukungan keluarga, sekolah, dan lingkungan sosial sangat penting dalam membentuk pemahaman, terutama bagi generasi muda. “Kami berharap semua pihak ikut mendukung upaya pencegahan ini,” tegasnya.
Selain pencegahan, Didi juga mengingatkan pentingnya deteksi dini. Ia mendorong masyarakat untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan, khususnya bagi mereka yang memiliki risiko tinggi. “Semakin cepat diketahui, semakin besar peluang penanganan bisa dilakukan dengan baik,” katanya.
Dengan langkah-langkah tersebut, Dinkes Batam berharap kesadaran masyarakat terhadap pencegahan dan deteksi dini terus meningkat sehingga angka kasus AIDS bisa ditekan di masa mendatang.(H-2)