Karhutla Tak Tertangani, FPRB Lembata Serukan Damkar Jadi OPD

3 hours ago 2
Karhutla Tak Tertangani, FPRB Lembata Serukan Damkar Jadi OPD Damkar Lembata menangani kebakaran hutan dan lahan.(MI/Alexander P Taum)

KETUA Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, Alexander Raring, menyerukan Pemerintah Kabupaten Lembata meningkatkan level pemadam kebakaran (damkar) sebagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis dari sekedar bidang yang bersandar di bawah naungan Satpol PP. 

Seruan tersebut bertumpu pada fakta lemahnya damkar dengan berbagai keterbatasannya mengatasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terus meningkat di musim kemarau. 

"Penetapan ini sangat masuk akal karena setiap tahun pulau ini berubah warna sebanyak 3 kali. Hijau di nusim hujan (Dember sampai Maret) coklat pasca-hujan (April sampai Juli) dan hitam di Agustus sampai November," ujar Ketua Forum PRB Lembata, Alexander Raring kepada media, Rabu (6/11). 

Menurut Raring, salah satu langkah yang dinilai efektif adalah menaikkan level damkar sebagai OPD teknis agar lebih leluasa mengatasi karhutla di Lembata. 

Ia menjelaskan, sesuai data KPH (Kesatuan Pengelolaan Hutan) wilayah Lembata, per September 2025, jumlah hotspot karhutla sudah mencapai 2.367 hektar sementara yang bisa ditangani oleh damkar seluas 68,34 hektar, atau baru 2,89%. Akibatnya, Karhutla semakin masif.

"Dari fakta dan data ini saja mestinya hari ini kita mesti melihat kehadiran damkar  sebagai sebuah OPD  harus menjadi kebutuhan yang urgent. Apalagi kalau kebakaran lahan tentu sangat berisiko pada aset pertanian yang jika dikaji lebih jauh dampaknya akan menyasar ke banyak aspek dan sendi kehidupan," ungkap Raring. 

"Sejauh ini beberapa kejadian kebakaran, melalui FPRB, damkar  telah menunjukkan bahwa keberadaannya tidak bisa dipandang remeh tetapi sangat vital dan strategis. Terima kasih teman-teman Satpol  PP bidang damkar," ungkapnya. 

Sementara itu,  Kabid Damkar, Satpol PP Kabupaten Lembata, Yohanes Lalang, menjelaskan, berbagai sarana prasarana pemadam kebakaran bekas dan sudah uzur dimakan usia. 

"Biasanya, kesulitan utama pemadaman kebakaran karhutla adalah akses jalan cukup sulit ke titik sebaran api. Selain itu, kendala di operasional lapangan terkait sarpras damkar. Mobil tangki air pendukung mobil damkar tidak ada, ideal nya 3 - 5 mobil tangki air harus ikut bergerak ke TKP. Mobil damkar yang digunakan saat ini adalah eks mobil damkar Jobber yang usianya sudah mencapai 20-an tahun, kecepatannya rendah, water canon tidak berfungsi secara baik, dan onderdil lainnya sudah termakan usia kendaraan," ujar Yohanes. (E-2). 

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |