Jelang VALORANT Champions 2025, Paper Rex Jadi Tim yang Paling Ditakuti

2 hours ago 2
Jelang VALORANT Champions 2025, Paper Rex Jadi Tim yang Paling Ditakuti VALORANT Champions(MI/Haliza)

MENJELANG VALORANT Champions, para pemain menekankan pentingnya fokus, adaptasi dalam menjaga semangat tim. Viva, pemain asal Tiongkok, mengakui bahwa timnya sempat merasa tertekan menghadapi Paper Rex, tim yang belum pernah mereka kalahkan. Namun, mereka kini lebih percaya diri.

“Waktu itu, saya bisa bilang bahwa kami semua tidak berada dalam performa terbaik kami. Tapi saya berharap kami banyak belajar dari pengalaman itu,” ujar Viva. 

VALORANT Champions merupakan turnamen puncak, dari Valorant Champions Tour (VCT), yang diselenggarakan setiap tahun oleh Riot Games. Turnamen ini mempertemukan 16 tim terbaik dari seluruh dunia, untuk memperebutkan juara dunia VALORANT.

Pada tahun 2025, VCT Champions akan digelar di Paris, Prancis, mulai dari 12 September hingga 5 Oktober 2025.

Menghadapi turnamen besar ini, tentu bukan perkara yang mudah, sehingga setiap tim harus menyiapkan strategi yang matang dan mental yang kuat. Flickless, pemain asal Belgia menjelaskan, bagaimana tim menyesuaikan diri ketika Arrow, pemain asal Singapura jatuh sakit. 

“Untuk sekarang, kami hanya fokus pada kondisi individu. Kami bermain sekitar empat scrim dengan asisten pelatih sebagai duelist. Hasilnya cukup baik bersamanya,” ungkapnya.

Adaptasi ini memastikan tim tetap siap menghadapi tantangan di panggung internasional.

Selain strategi, perhatian juga tertuju pada prediksi tim dan pemain kunci. Zellsis, pemain asal Amerika Serikat, menyoroti Demon1 sebagai pemain dari Evil Geniuses, sebagai sosok yang mampu membangkitkan tim.

Sementara itu, f0rsakeN pemain asal Indonesia, menilai NRG tim asal Amerika Utara, sebagai lawan yang tampil kuat akhir-akhir ini. Di sisi lain, Viva mengekspresikan antusiasmenya menghadapi Paper Rex, tim dari Asia Tenggara, yang sebelumnya belum mereka kalahkan.

Fokus pada pemain dan tim-tim ini menunjukkan betapa kompetitifnya, VCT Champions dan bagaimana setiap tim mempersiapkan diri, untuk menghadapi lawan-lawan tangguh di panggung internasional.

Dalam sesi ringan, sisi humanis para pemain terlihat ketika mereka berbagi kisah soal koleksi pribadi dan humor. Salah satu pemain mengungkapkan, untuk selalu melakukan yang terbaik kepada tim, seperti bercanda atau bernyanyi agar rekan dalam tim senang. 

Konferensi pers ditutup dengan keyakinan bahwa para pemain, siap menghadapi turnamen tanpa tekanan, menjaga energi positif, dan fokus pada performa. GiantX disebut sebagai kuda hitam potensial, dan semua tim menunjukkan semangat tinggi menghadapi VCT Champions di Paris.

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |