
PETENIS Indonesia Janice Tjen menjadi runner up WTA 250 Sao Paolo di Brasil, setelah berjuang keras menghadapi petenis Prancis Tiantsoa Rakotomanga Rajaonah di laga final, Senin (15/9) WIB.
Selama 1 jam 26 menit, Janice berada di bawah tekanan dan melakukan banyak kesalahan yang membuat ia akhirnya menyerah dengan skor 3-6 dan 4-6.
Janice hanya mampu mengonversi dua dari 10 break point, sementara Rakotomanga Rajaonah mengonversi empat dari delapan peluang.
Meski begitu, petenis kelahiran Jakarta itu tetap tampil dengan pukulan memukau dengan mencatatkan empat ace dibandingkan 0 milik lawan.
Terlepas dari hal itu, berkat capaian dalam debutnya di tur WTA tersebut, Janice akan naik peringkat ke-103 dunia, tertinggi dalam kariernya.
Capaian tersebut juga menjawab pertanyaan yang meragukan kemampuan Janice untuk berkompetisi di tur WTA setelah tampil kuat di Amerika Serikat (AS) Terbuka, bulan lalu.
Menurut catatan WTA, sebelum tiba di New York untuk kualifikasi AS Terbuka, Janice telah memenangi 45 dari 50 pertandingan profesional terakhirnya.
Selama periode tersebut, ia mencapai sembilan final ITF, memenangi enam gelar, dan naik lebih dari 200 peringkat -- dari No. 371 ke No. 149.
Ia tampil gemilang dengan kemenangan babak pertama atas Veronika Kudermetova dalam debut di Grand Slam dan WTA setelah tidak pernah kalah set pada tiga pertandingan babak kualifikasi.
Janice juga mencatatkan sejarah menjadi petenis Indonesia ketiga yang mencapai final WTA di era tenis modern atau Open, mengikuti jejak Yayuk Basuki dan Angelique Widjaja.
Sebelumnya, Janice juga mencatatkan sejarah dengan mengakhiri penantian panjang Indonesia akan kehadiran petenis tunggal putri di Grand Slam, setelah terakhir kali diwakili oleh Angelique Widjaja pada AS Terbuka 2004. (Ant/Z-1)