
KESELAMATAN berkendara di musim hujan, terutama saat menghadapi cuaca ekstrem dan kondisi banjir, memerlukan perhatian lebih dari pengendara sepeda motor, mulai dari pemilihan atribut yang tepat seperti sepatu dan hindari penggunaan jas hujan jenis ponco.
"Model ponco itu longgar, bisa terbang saat berkendara dan berisiko menutupi visibilitas pengendara atau pun pengendara lain, hingga
tersangkut di jari-jari roda motor," kata Instruktur Senior Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana, dikutip Rabu (16/7).
Jas hujan yang ideal adalah model dua potong (two-piece), yang terdiri atasan dan celana terpisah. Model jas hujan ini pas di tubuh sehingga tidak mengganggu pengendara.
Selain jas hujan, sepatu juga menjadi elemen penting yang kerap diabaikan. Penggunaan sepatu waterproof atau antiair sangat dianjurkan.
Namun, model sepatu yang memenuhi aspek keamanan lain juga disarankan seperti salah satunya sepatu dengan lapisan sol antiselip.
"Pilih sepatu yang alasnya antiselip kemudian kalau ada paku dia tidak tembus kemudian di ujung sepatunya ada kekuatan penahan besi atau komposit. Umumnya kalau banjir itu kan airnya keruh, nggak kelihatan di mana lubang, di mana ada pecahan beling atau lainnya," kata Sony.
Banyak pengendara yang memilih membungkus sepatu dengan plastik agar tidak basah. Hal ini dinilai tidak aman dan membahayakan sebab dapat membuat pijakan menjadi licin.
Penggunaan sandal atau tanpa pelindung kaki juga sangat tidak direkomendasikan. Air banjir yang kotor dapat membawa bakteri dan benda
tajam yang membahayakan kaki.
"Kadang masyarakat kita ini lupa kalau kedua kaki ini lebih berharga dari sepatu," ujar Sony.
Sony mengimbau agar pengendara lebih memprioritaskan keselamatan dengan mengenakan atribut yang sesuai, terutama di musim hujan dan kondisi ekstrem.
"Sarung tangan juga kalau bisa yang berbahan waterproof, karena kalau meresap air dapat menimbulkan rasa dingin berlebih ketika berkendara saat hujan, kemudian kaca helm yang tidak mengganggu visibilitas," pungkas Sony. (Ant/Z-1)