James Webb Temukan Komet 3I/ATLAS yang Bertransformasi akibat Paparan Radiasi Miliaran Tahun

5 hours ago 2
James Webb Temukan Komet 3I/ATLAS yang Bertransformasi akibat Paparan Radiasi Miliaran Tahun Komet antarbintang 3I/ATLAS tertangkap melintas di sistem tata surya pada 27 Agustus oleh teleskop Gemini Selatan di Chile.(Observatorium Gemini Internasional/NOIRLab/NSF/AURA/Shadow the Scientist)

KOMET 3I/ATLAS diketahui mengalami paparan radiasi kosmik ekstrem selama miliaran tahun. Hal ini diketahui berdasarkan hasil penelitian terbaru menggunakan Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST). 

Selama melintasi galaksi Bima Sakti, komet ini menerima hantaman partikel berenergi tinggi yang menyebabkan lapisan luarnya berubah total dari bentuk aslinya. Diduga karena material pada permukaan komet sudah tidak lagi menyerupai komposisi asal dari sistem bintang tempatnya terbentuk.

Melalui pengamatan JWST dan simulasi komputer, ilmuwan menemukan bahwa kandungan karbon dioksida (CO₂) yang sangat tinggi pada 3I/ATLAS terbentuk akibat paparan sinar kosmik selama sekitar tujuh miliar tahun. Temuan ini dipublikasikan di arXiv pada Jumat (31/10), meski belum melalui proses peninjauan sejawat.

Sinar kosmik galaksi, yang terdiri dari partikel berenergi tinggi dari luar tata surya, dapat mengubah karbon monoksida (CO) menjadi karbon dioksida (CO₂). Di dalam tata surya, matahari menghasilkan gelembung besar radiasi. Disebut heliosfer untuk melindungi planet-planet dari sebagian besar sinar kosmik. 

Namun, di ruang antarbintang, perlindungan ini tidak ada, sehingga komet seperti 3I/ATLAS menerima paparan langsung selama masa hidupnya. Peneliti utama, Romain Maggiolo dari Royal Belgian Institute for Space Aeronomy, menjelaskan bahwa paparan tersebut telah mengubah struktur es komet hingga kedalaman sekitar 15 hingga 20 meter. 

“Prosesnya sangat lambat, tetapi dalam rentang waktu miliaran tahun efeknya sangat kuat,” ujarnya.

Jejak Perubahan Komet di Ruang Antarbintang

Hasil penelitian dianggap sebagai perubahan besar dalam cara ilmuwan mempelajari objek antarbintang. Para peneliti menyimpulkan komet seperti 3I/ATLAS sebagian besar terdiri atas material yang telah mengalami pemrosesan radiasi. 

Bukan lagi material murni dari asalnya. Dengan kata lain, bentuk luar komet tersebut mencerminkan perjalanan panjangnya di ruang antarbintang.

Saat ini, 3I/ATLAS sedang berada di orbit mengelilingi matahari dan mencapai titik terdekatnya pada Rabu (29/10). Ketika mendekat ke bintang, suhu permukaannya meningkat dan menyebabkan es di komet berubah menjadi gas. Ilmuwan menduga gas yang dilepaskan sebelum titik perihelion berasal dari lapisan luar yang telah terpapar radiasi.

Maggiolo mengatakan membandingkan pengamatan sebelum dan sesudah perihelion dapat memberikan petunjuk tentang komposisi awal komet. Sejak penemuan pada Juli lalu, para ilmuwan terus meneliti 3I/ATLAS menggunakan berbagai teleskop.

Data menunjukkan komet ini melaju dengan kecepatan lebih dari 210.000 kilometer per jam dengan lintasan yang hampir lurus. Beberapa studi memperkirakan usia komet ini mencapai sekitar tiga miliar tahun lebih tua dari tata surya kita.

Model Simulasi dan Temuan Baru

Penelitian ini merupakan pengembangan dari studi sebelumnya yang mengungkap bahwa 3I/ATLAS kaya akan CO₂, berdasarkan citra pertama JWST dan data dari wahana SPHEREx milik NASA. Tim Maggiolo awalnya meneliti komet 67P di orbit Jupiter dan Bumi, kemudian menyesuaikan model mereka untuk diterapkan pada 3I/ATLAS.

Simulasi menunjukkan bahwa paparan radiasi selama satu miliar tahun cukup untuk membentuk lapisan luar yang padat akibat iradiasi. Meskipun hanya meniru sebagian kondisi ruang antarbintang, hasilnya memberikan gambaran jelas mengenai proses alami yang dialami komet saat melintasi galaksi.

Maggiolo menambahkan, 3I/ATLAS masih menyimpan banyak informasi meski telah mengalami perubahan selama miliaran tahun. “Kita perlu memperhitungkan proses penuaan ini. Itu berarti lebih banyak tantangan bagi ilmuwan, tetapi komet ini tetap menarik untuk dipelajari,” katanya.

Sumber: Live Science

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |