Warga bergotong royong mengevakuasi material tanah longsor dari jalan penghubung antardesa di Kabupaten Garut.(MI/KRISTIADI)
HUJAN deras menyebabkan sebuah tebing setinggi 10 meter longsor membawa material tanah dan batu. Tanah longsir menimbun ruas jalan sepanjang 15 meter tepatnya di Kampung Jengkollega, Desa Mekarbakti, Kecamatan Bungbulang, Kabupaten Garut.
Peristiwa pada Senin (3/11) itu tidak membawa korbn jiwa. Warga mengalami kerugian karena jalan penghubung Desa Mekarbakti menuju Desa Gunungjampang terganggu.
Kapolsek Bungbulang, Iptu Sugiyono mengatakan, intensitas hujan tinggi yang terjadi di wilayahnya telah menyebabkan sebuah tebing setinggi 10 meter longsor membawa material batu menimbun jalan sepanjang 15 meter. Bencana itu menyebabkan jalan tidak bisa dilalui. Proses evakuasi dilakukan dengan gotong royong menggunakan peralatan tradisional.
"Proses evakuasi dilakukan tim gabungan TNI, Polri, BPBD, Tagana dan warga dengan cara gotong royong lantaran ekskavator tak bisa masuk lokasi. Proses evakuasi ini membutuhkan waktu, lantaran tanah dan batu menutup jalan penghubung antarDesa Mekarbakti menuju arah Gunungjampang sepanjang 15 meter," katanya, Senin (3/11).
Dia mengatakan, bencana longsor yang terjadi disebabkan curah hujan tinggi dan kontur tanah labil, sehingga sangat mudah longsor. Dalam kejadian itu tidak ada korban jiwa meski akses jalan di Kampung Jengkollega, Desa Mekarbakti, Kecamatan Bungbulang tertutup.
Masyarakat diimbau waspada terutama mengantisipasi terjadinya longsor susulan lantaran intensitas hujan masih tinggi.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Aah Anwar Saefulloh mengatakan, intensitas hujan tinggi yang terjadi di wilayahnya telah menyebabkan banyak kejadian tanah longsor dan banjir. Sebelumnya Sungai Cibuyutan meluap menyebabkan banjir bandang di Kampung Sukarisi, Sarianteun, Cibuyutan, Lio, Desa Sukalaksana, dan Desa Sukaraja, di Kecamatan Banyuresmi.
"Kami meminta warga waspada, terutama yang mendirikan bangunan berada di titik rawan bencana. Kondisi sekarang ini cuaca ekstrem masih terjadi," tandasnya.


















































