Israel Ultimatum Warga Gaza Mengungsi, Puluhan Warga Tewas

1 month ago 10
Israel Ultimatum Warga Gaza Mengungsi, Puluhan Warga Tewas Pembagian makanan gratis dari pusat distribusi makanan di Kota Gaza, Palestina (14/7/2025).(Xinhua/Rizek Abdeljawad)

MENTERI Pertahanan Israel pada Rabu (1/10) mengeluarkan perintah tegas kepada seluruh warga Palestina yang masih bertahan di Kota Gaza agar segera meninggalkan wilayah tersebut. Ia menyebut peringatan itu sebagai kesempatan terakhir sebelum operasi militer skala penuh kembali digencarkan.

"Ini adalah kesempatan terakhir bagi warga Gaza yang ingin pindah ke selatan dan mengisolasi teroris Hamas di Kota Gaza," tulis Menteri Pertahanan Israel Katz di X seperti dikutip CBC, Kamis (2/10).

"Mereka yang tetap tinggal di Gaza akan (dianggap) teroris dan pendukung teror," sebutnya.

Menurut laporan rumah sakit setempat, sedikitnya 16 warga Palestina tewas di berbagai lokasi di Gaza pada hari yang sama. 

Insiden ini terjadi di tengah negosiasi Hamas terkait proposal baru dari Presiden AS Donald Trump yang diklaim bertujuan mengakhiri perang serta memulangkan para tawanan yang masih disandera sejak serangan pada 7 Oktober 2023.

Data menunjukkan sekitar 400.000 warga Palestina telah meninggalkan Kota Gaza sejak Israel melancarkan serangan besar-besaran bulan lalu. Namun, ratusan ribu orang tetap bertahan, ini sebagian besar karena tidak memiliki kemampuan untuk mengungsi atau terlalu lemah untuk melakukan perjalanan menuju kamp-kamp tenda di wilayah selatan.

Serangan Menghantam Sekolah

Sebuah sekolah yang digunakan sebagai tempat penampungan pengungsi di Kota Gaza menjadi sasaran dua serangan udara beruntun, menewaskan sedikitnya tujuh orang termasuk petugas tanggap darurat. Rumah Sakit Al-Ahli, yang merawat para korban, melaporkan lebih dari tiga lusin orang mengalami luka-luka.

Serangan lain menargetkan warga yang tengah mengantre di sekitar tangki air minum, menewaskan lima orang menurut Rumah Sakit Shifa. Sementara itu, Rumah Sakit Al-Awda mencatat tiga kematian akibat serangan di wilayah Gaza tengah. 

Sebuah tenda di halaman Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa di Deir al-Balah turut terkena imbas, menyebabkan dua orang terluka serius.

Pada hari yang sama, ratusan orang menghadiri pemakaman jurnalis lepas Palestina, Yahya Barzaq, yang tewas dalam serangan udara sehari sebelumnya saat bertugas untuk kantor berita Turki, TRT.

Organisasi Komite Perlindungan Jurnalis mencatat lebih dari 189 jurnalis dan pekerja media Palestina telah tewas sejak perang pecah.

Israel Salahkan Hamas

Hingga kini, militer Israel belum memberikan keterangan resmi mengenai rentetan serangan pada Rabu, termasuk yang menewaskan Barzaq. Israel berulang kali menyatakan pihaknya berupaya menghindari korban sipil dan menuding Hamas bertanggung jawab karena bersembunyi di daerah padat penduduk.

Militer juga melaporkan sirene peringatan berbunyi di permukiman dekat Gaza setelah dua proyektil melintasi wilayah Israel. Tidak ada korban luka yang dilaporkan.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, operasi militer Israel telah menyebabkan lebih dari 66.000 warga Palestina tewas dan hampir 170.000 lainnya luka-luka sejak konflik memanas kembali.

Serangan Hamas hampir dua tahun lalu menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel selatan dan menyebabkan 251 orang diculik. Sebagian besar sandera telah dibebaskan melalui kesepakatan gencatan senjata sebelumnya, namun 48 orang masih ditahan atau sekitar 20 di antaranya diyakini masih hidup.

Proposal Perdamaian Trump

Menteri Luar Negeri Mesir Bader Abdelatty pada Rabu menyatakan proposal perdamaian yang diajukan Presiden AS Donald Trump masih membutuhkan negosiasi lebih lanjut. Pernyataan tersebut sejalan dengan reaksi Qatar sehari sebelumnya. Hamas menyebut akan mempelajari rencana tersebut tanpa menyebutkan kapan mereka akan merespons secara resmi.

Tanggapan dingin dari kedua mediator utama ini mencerminkan ketidakpuasan sejumlah negara Arab terhadap dokumen 20 poin yang dirilis Gedung Putih usai Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan kesepakatan mereka pada Senin lalu.

Dalam rencana itu, Hamas diminta membebaskan seluruh sandera, melepaskan kekuasaan di Gaza, dan melucuti senjata sebagai imbalan atas pembebasan tahanan Palestina dan penghentian pertempuran. 

Proposal tersebut juga menjanjikan bantuan kemanusiaan serta rekonstruksi, dengan Gaza ditempatkan di bawah pemerintahan internasional. Namun, tidak ada klausul yang membuka jalan menuju pembentukan negara Palestina.

Otoritas Palestina di Tepi Barat, bersama Mesir, Yordania, Indonesia, Pakistan, Turki, Qatar, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab disebut menyambut baik proposal tersebut.

Jalur Pengungsian Diperketat

Militer Israel menyatakan mulai Rabu siang hanya akan mengizinkan warga Palestina bergerak ke arah selatan, dan menutup akses ke utara melalui satu-satunya rute utara-selatan yang tersisa.

Sekitar 90% penduduk Gaza kini telah mengungsi, banyak di antaranya berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain berulang kali. Kondisi kelaparan meluas, dan akses makanan sehari-hari kian sulit.

Komite Internasional Palang Merah menyatakan peningkatan intensitas pertempuran di Kota Gaza memaksa mereka menghentikan operasi di wilayah tersebut dan memindahkan staf ke Gaza selatan. (Fer/I-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |