
PEMERINTAH Israel telah menyetujui serangkaian langkah kemanusiaan penting untuk meredakan krisis yang semakin parah di Jalur Gaza, menyusul pertemuan intensif dengan Uni Eropa.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, mengumumkan pada Kamis (10/7) bahwa kesepakatan dicapai setelah adanya dialog konstruktif antara kedua pihak.
“Menindaklanjuti resolusi Kabinet Israel dan dialog konstruktif antara Uni Eropa dan Israel, langkah-langkah signifikan telah disepakati oleh Israel untuk memperbaiki situasi kemanusiaan di Jalur Gaza,” kata Kallas dalam pernyataannya seperti dilansir Anadolu, Jumat (11/7).
Dia menambahkan langkah-langkah tersebut bertujuan untuk memastikan distribusi bantuan langsung kepada warga Gaza dan mencegah bantuan jatuh ke tangan Hamas.
“Bantuan dalam skala besar harus disalurkan langsung kepada masyarakat,” ujar Kallas, seraya menekankan bahwa upaya untuk mencegah pengalihan bantuan ke kelompok militan akan terus dilakukan.
Bantuan lewat Yordania
Beberapa langkah utama yang telah disetujui meliputi peningkatan jumlah truk bantuan harian yang masuk ke Gaza, pembukaan kembali jalur distribusi bantuan melalui Yordania dan Mesir, serta penambahan titik penyeberangan di wilayah utara dan selatan daerah kantong tersebut.
Israel juga akan mengizinkan pendistribusian bahan makanan melalui toko roti dan dapur umum di seluruh Gaza. Pengiriman bahan bakar ke fasilitas kemanusiaan juga akan dilanjutkan untuk mendukung operasional penting.
Selain itu, pemulihan infrastruktur utama, termasuk pembangkit listrik yang digunakan untuk desalinasi air, akan difasilitasi.
Kallas menekankan pentingnya melindungi para pekerja bantuan di lapangan dan menyebut bahwa perlindungan pekerja bantuan merupakan salah satu prioritas yang harus segera diterapkan.
Dorongan Gencatan Senjata
Uni Eropa juga menegaskan kembali dukungannya terhadap gencatan senjata segera dan pembebasan semua sandera yang masih ditahan oleh Hamas.
Uni Eropa menyatakan komitmennya untuk bekerja sama dengan badan PBB, LSM dan pihak-pihak lain yang terlibat dalam misi kemanusiaan.
Rabu lalu, Hamas mengumumkan kesediaannya untuk membebaskan 10 sandera sebagai bentuk “fleksibilitas” untuk mendukung tercapainya kesepakatan damai.
Presiden AS Donald Trump sebelumnya juga menyatakan bahwa pemerintahannya semakin dekat mencapai kesepakatan terkait gencatan senjata di Jalur Gaza, yang sedang dirundingkan di Doha, Qatar.
Sejak dimulainya konflik pada Oktober 2023, lebih dari 57.700 warga Palestina dilaporkan tewas akibat serangan Israel, dengan korban sebagian besar berasal dari kalangan perempuan dan anak-anak.
Serangan terus-menerus ini telah menghancurkan infrastruktur Gaza, menciptakan krisis pangan, dan memperburuk kondisi kesehatan masyarakat.
November tahun lalu, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Israel juga tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional terkait kampanye militernya di Gaza. (Fer/I-1)