KGPH Puger, adik Raja Pakubuwana XIII, enggan buka suara terkait suksesi Keraton Kasunanan.
"Ini masih dalam suasana duka bagi Keraton Kasunanan seiring surutdalem (wafat) Sinuhun PB XIII. Mari bersama sama berikan doa terbaik dan suasana damai terlebih dahulu. Jangan bawa suasana duka, disinggung soal suksesi," kata KGPH Puger meminta pengertian wartawan di Kori Kamandungan Keraton Kasunanan, Senin (3/11).
Dia menuturkan, terkait suksesi keraton sudah ada aturan adat yang mengatur. Untuk itu ia meminta jangan ada mendahului, karena sesuai adat sudah ada yang mengatur dengan cermat.
"Keraton sudah ada adatnya, aturannya. Jadi mari kita tunggu perjalanannya saja. Jangan mendahului, menghitung-hitung. Ini baru berkabung. Biar semua mendoakan yang terbaik, dalam suasana damai," tukas lagi kepada Media Indonesia.
Terkait suksesi, sambungnya, pasti nanti akan ada semacam rapat untuk memutuskan. Ada penelitian seksama dan ada kesepakatan adat, yang berlanjut pada pengesahan. Keputusan pasti dengan adat, agar menghindarkan dari konflik kedepan.
Disinggung soal waktu terbaik, Puger tidak bersedia memberikan ancar-ancar pasti. Tetapi bisa saja dilakukan setelah 40 hari, atau saat raja masih hidup juga bisa.
"Yang terang di Keraton Kasunanan tidak ada konflik," ujar dia dengan nada diplomatis.
Sebelumnya Kepala Pusat Unggulan Iptek (PUI) Javanologi Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Prof. Sahid Teguh Widodo seiring wafatnya PB XIII meyakini akan ada kebangkitan kembali di Keraton Kasunanan. Artinya, meski selama kepemimpinan budaya PB XIII sempat memunculkan konflik di internal keraton, namun diyakini ada perdamaian ke depan.
"PB XIII itu dikenal sebagai pemimpin rendah hati dan tegas menjaga adat budaya Jawa," kata dia.
PB XIII yang wafat pada Minggu (2/11) pagi meninggalkan tujuh anak, yakni GKR Timoer Rumbay Kusuma Dewayani, GRAy Devy Leliana Dewi, GRAy Dewi Ratih Widyasari , GRAy Sugih Oceania (alm), lalu KGPH Hangabehi, GRAy Putri Purnaningrum dan KGPH Puruboyo.
Dua putradalem PB XIII disebut-sebut memiliki peluang. Ada GPH Mangkubumi yang menjadi putra sulung Sinuhun PB XIII dari istri keduanya. Satu lagi adalah putra bungsu yang lahir dari permaisuri Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Pakubuwono.
Prof Sahid menegaskan proses menjadi putra mahkota di kerajaan dinasti Mataram tidak mudah. Jadi akan ada hukum alam, hukum Alagama dan hukum adat yang menyeleksi.
"Akan menyeleksi siapa figur tepat Putra Mahkota, juga Pengganti PB XIII bertahta di kraton Surakarta nantinya," pungkas Prof Sahid. (WJ/E-4)


















































