Teknologi insulasi bangunan dalam sistem konstruksi jadi solusi pengurangan emisi karbon.(Dok. MI)
TEKNOLOGI insulasi bangunan menjadi salah satu solusi yang kembali disorot di tengah krisis iklim global. Efisiensi energi pada sektor konstruksi disebut mampu memangkas emisi karbon hingga 40%.
Isu tersebut diangkat PT Thermo Tech Solutions (Thermotech) dalam ajang RHVAC Indonesia 2025, pameran pemanasan, ventilasi, pendinginan, dan tata udara terbesar di Asia Tenggara yang dibuka di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, Selasa (24/9).
Dengan mengusung tema “The Green Concept Insulation for Better Future”, Thermotech menegaskan peran insulasi sebagai komponen penting dalam menghadapi tantangan iklim sekaligus mendukung target pembangunan bangunan hijau di Indonesia.
“Visi kami adalah menghadirkan solusi nyata untuk menekan efek rumah kaca. Teknologi iradiasi yang kami gunakan menghasilkan insulasi dengan performa tinggi untuk efisiensi energi dan keberlanjutan,” ujar Hisyam Hadi, Business Development Manager Thermotech, di sela pameran.
Pionir Global Masuk Pasar Lokal
Thermotech, yang berada di bawah Toilon Group, telah berpengalaman lebih dari 20 tahun di industri insulasi global. Sejak masuk ke pasar Indonesia pada 2020, perusahaan fokus menghadirkan insulasi busa termal Crosslinked yang diklaim lebih cepat dipasang, tahan lama, dan efektif menahan panas.
Teknologi ini dinilai relevan dengan kebutuhan konstruksi di kota-kota besar yang menghadapi lonjakan suhu dan konsumsi energi listrik untuk pendinginan ruang.
Ruang Edukasi di RHVAC
Selain memperkenalkan produk, Thermotech menggunakan pameran ini sebagai ruang edukasi untuk konsultan, kontraktor, dan pengunjung pameran. Perusahaan menekankan bahwa pemilihan material insulasi bukan sekadar keputusan teknis, melainkan langkah strategis dalam pembangunan berkelanjutan.
RHVAC Indonesia 2025 akan berlangsung hingga 26 September, menghadirkan ratusan pemain industri teknologi pendinginan, ventilasi, dan tata udara.


















































